TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memberlakukan sanksi baru terhadap delapan anggota elit Rusia bersama dengan anggota keluarga mereka, Kamis (3/3/2022).
Sanksi baru tersebut merupakan upaya terbaru pemerintahan Biden untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin saat invasi ke Ukraina berlangsung.
“Tujuannya adalah untuk memaksimalkan dampak pada Putin dan Rusia,” kata Biden, seperti diberitakan CNN, Kamis.
Biden menuduh oligarki yang dia targetkan melapisi kantong mereka dengan uang rakyat Rusia.
Sementara itu, kata Biden, Ukraina dan rakyat bersembunyi di kereta bawah tanah dari rudal yang ditembakkan tanpa pandang bulu.
Baca juga: Invasi Rusia Berlarut-larut dan Ukraina Tak Kunjung Tumbang, Apakah Putin Salah Perhitungan?
Baca juga: PLTN Zaporizhzhia Terbakar Dibombardir Rusia, Efek Radiasinya Masih dalam Batas Normal
Kroni Putin Didepak dari Sistem Keuangan AS
Joe Biden menyampaikan, hukuman baru akan menargetkan anggota elit Rusia, keluarga mereka, dan rekan dekat.
Mereka akan dikeluarkan dari sistem keuangan AS.
"Tujuannya adalah untuk memaksimalkan dampak pada Putin," ujar Presiden AS, Kamis, dilansir BBC.
Sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov, bergabung dengan daftar delapan oligarki dan hampir dua lusin anggota keluarga dan rekan mereka yang asetnya di AS akan dibekukan.
Selain itu, properti Amerika mereka diblokir dari penggunaan.
Baca juga: Kedepankan Prinsip Kemanusiaan, Indonesia Setujui Resolusi PBB soal Konflik Rusia dan Ukraina
Baca juga: Facebook dan Situs Berita BBC Tak Bisa Diakses Publik Rusia Sejak Hari Ini
19 oligarki lainnya termasuk sekutu Putin Alisher Burhanovich dan 47 anggota keluarga mereka akan menghadapi pembatasan visa AS.
"Kami akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk meminta pertanggungjawaban oligarki Rusia dan para pemimpin korup yang mendapat untung dari rezim kekerasan ini," kata pihak Gedung Putih, Kamis.
Baca juga: Diserang Rusia, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Eropa Terbakar
Baca juga: Mengapa Konvoi Pasukan Rusia di Kiev Berhenti? Apakah Kemunduran bagi Rusia?
Juru Bicara Putin Juga Jadi Target
Diberitakan Al Jazeera, Gedung Putih juga akan menargetkan Peskov, juru bicara Kremlin, yang digambarkan Gedung Putih sebagai "penyedia utama propaganda Putin".
Departemen Kehakiman AS membentuk satuan tugas yang dijuluki "KleptoCapture", awal pekan ini dengan tujuan menghukum "oligarki" Rusia.
"Departemen Kehakiman akan menggunakan semua kewenangannya untuk menyita aset individu dan entitas yang melanggar sanksi ini," kata Jaksa Agung AS, Merrick Garland dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/3/2022).
“Kami tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat dalam upaya kami untuk menyelidiki, menangkap, dan menuntut mereka yang tindakan kriminalnya memungkinkan pemerintah Rusia untuk melanjutkan perang yang tidak adil ini."
"Biar saya perjelas, jika Anda melanggar hukum kami, kami akan meminta pertanggungjawaban Anda," tegas dia.
Baca juga: Rusia Diduga Telah Mengerahkan 90 Persen Kekuatannya yang Sempat Ditumpuk di Perbatasan Ukraina
Baca juga: Hampir Seluruh Dunia Mengecam Invasi Rusia tapi Masih Ada Negara yang Mendukung Moskow, Siapa Saja?
Awal pekan ini, miliarder Rusia Roman Abramovich mengumumkan niatnya untuk menjual Chelsea Football Club.
Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan pada pengusaha yang terkait dengan Moskow.
Prancis juga menyita kapal pesiar Igor Sechin, CEO perusahaan minyak Rusia Rosneft, ketika kapal itu mencoba meninggalkan pelabuhan Mediterania La Ciotat.
(Tribunnews.com/Nuryanti)