TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengumumkan sanksi tambahan terhadap beberapa elit kaya dari lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin, buntut invasi ke Ukraina.
Sanksi tersebut, yang mencakup pembatasan visa dan penyitaan aset, menargetkan 19 "oligarki" dan 47 keluarga mereka, kata pemerintah Amerika Serikat (AS), Kamis (3/3/2022).
"Salah satu elit adalah Alisher Burhanovich Usmanov, salah satu individu terkaya Rusia dan sekutu dekat Putin," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AlJazeera.
“Propertinya akan diblokir dari penggunaan di Amerika Serikat dan oleh orang-orang AS – termasuk superyacht-nya, salah satu yang terbesar di dunia, dan baru saja disita oleh sekutu kami, Jerman, dan jet pribadinya, salah satu pesawat milik pribadi terbesar Rusia.”
Baca juga: UPDATE: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Ukraina Terbakar akibat Serangan Rusia
Baca juga: Mobilisasi Pasukan Rusia Dikabarkan Sudah Dekati Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Profil Alisher Usmanov
Menurut Wikipedia, Alisher Burkhanovich Usmanov adalah pria keturunan Uzbekiztan yang lahir di Rusia (saat masih Uni Soviet) pada 9 September 1953.
Mengutip home.treasury.gov, Usmanov adalah satu di antara miliarder terkaya Rusia dengan kepemilikan luas di berbagai sektor ekonomi Federasi Rusia, serta Internasional.
Di perusahaan induk USM, Usmanov punya kepemilikan sekitar 49 persen, serta kendaraan lainnya.
Ia memegang kepentingan signifikan di sektor logam, pertambangan, telekomunikasi, dan teknologi informasi.
Usmanov dikenal dekat dengan Putin, serta Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Rusia.
Usmanov dan Putin diduga memiliki ikatan keuangan, sementara Medvedec dilaporkan mendapat keuntungan dari penggunaan pribadi tempat tinggal mewah yang dikendalikan Usmanov.
Ikatan Kremlin memperkaya Usmanov dan membuatnya memungkinkan punya gaya hidup mewah.
Ia merupakan pemilik salah satu superyacht terbesar di dunia, yang dikenal sebagai Dilbar (nama ibu Usmanov), dan sebuah jet bisnis dengan nomor ekor M-IABU.
Nilai taksiran superyacht ini diyakini antara $600 hingga $735 juta.
Baca juga: Putin Klaim Invasi Rusia di Ukraina Berjalan Sesuai Rencana: Semua Tugas Berhasil Dilaksanakan
Baca juga: Dubes Ukraina: Tentara Rusia tidak Hanya Berperang Melawan Tentara Ukraina, tapi Melawan Bangsa Kami
Dilbar memiliki dua helipad dan salah satu kolam renang dalam ruangan terbesar di dunia yang pernah dipasang di kapal pesiar.
Perkiraan biaya untuk menjalankan Dilbar adalah $60 juta per tahun.
Pesawat Usmanov, M-IABU, adalah Airbus A340-300 dengan nomor seri 955.
Jet tersebut terdaftar di Isle of Man dan diyakini menelan biaya antara $350 dan $500 juta.
Usmanov memberi nama pesawat itu Bourkhan, nama sang ayah.
Selain itu, registrasi pesawat dibaca, "Saya Alisher Burhanovich Usmanov."
M-IABU adalah salah satu pesawat milik pribadi terbesar di Rusia dan sebelumnya disewakan untuk digunakan oleh Presiden Uzbekistan.
Pada 2021, nama Usmanov tercatat sebagai orang terkaya nomor 99 di dunia menurut Forbes.
Kekayaannya mencapai $14,2 miliar atau sekitar Rp203,9 triliun.
Kepemilikan terbesar Usmanov adalah sahamnya di di bijih besi dan raksasa baja, Metalloinvest.
Baca juga: Kemhan Rusia Klaim Tentaranya Capai 1.612 Target Sejak Dimulainya Operasi di Ukraina
Baca juga: Negosiator: Rusia dan Ukraina Sepakati Format Koridor Kemanusiaan untuk Warga Sipil
Sebagai investor awal Facebook, ia juga memiliki saham di Xiaomi dan perusahaan telekomunikasi, pertambangan, dan media lainnya.
Usmanov menjual 30% sahamnya di Arsenal Football Club seharga hampir $700 juta tunai pada 2018.
Ia menghasilkan kekayaan pertamanya dengan memproduksi kantong plastik, komoditas yang sangat langka di bekas Uni Soviet, sehingga orang-orang mencuci dan menggunakannya kembali.
Usmanov mengepalai Gazprom Investholding, anak perusahaan konglomerat Gazprom yang dikelola negara, dari tahun 2000 hingga 2014.
Dia mendirikan Yayasan Amal Seni, Sains, dan Olahraga pada 2006 dan mengatakan telah menyumbangkan lebih dari $2,6 miliar untuk tujuan seperti perawatan kesehatan dan pendidikan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)