TRIBUNNEWS.COM - Organisasi non-pemerintah Rusia yang berfokus pada perlindungan hak digital, Roskomsvoboda mengatakan pihak berwenang Rusia memblokir beberapa media independen, termasuk situs berita Mediozona.
Tindakan ini dimaksudkan sebagai bentuk usaha Rusia mengontrol liputan perang di Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, kelompok hak digital Roskomsvoboda menerangkan pihak berwenang sebelumnya telah memblokir sejumlah outlet media digital, di antaranya Mediazona, Republic, Snob.ru, dan Agentstvo, Minggu (6/3/2022).
Roskomsvoboda mengatakan media independen telah menjadi sasaran menyusul permintaan dari Kantor kejaksaan umum tertanggal 24 Februari, hari di mana Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan untuk menyerang Ukraina.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari Ke-12, Ini Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: POPULER Internasional: Mayjen Rusia Tewas | Helikopter Rusia Hancur Terkena Rudal Pertahanan Ukraina
Mediazona mengaku telah diblokir “karena kami meliput dengan jujur apa yang terjadi di Ukraina dan menyebut invasi sebagai invasi, dan perang sebagai perang ”.
Al Jazeera sebelumnya mewertakan bahwa outlet media menambahkan bahwa Rusia dalam beberapa hari terakhir memperkenalkan "sensor militer dan hampir tidak ada media independen yang tersisa di negara itu".
Republic mengatakan pengawas komunikasi negara belum memberi tahu alasan pemblokiran tetapi mengatakan pembaca masih dapat mengaksesnya melalui VPN.
"Terima kasih untuk tetap bersama kami. Malam akan berlalu," kata Republic dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Kemhan Belarus Bantah Isu Kepala Staf Umumnya Undur Diri Saat Invasi Ukraina Meningkat
Baca juga: Protes Invasi Rusia ke Ukraina, Netflix Hentikan Layanan
Roskomsvoboda menambahkan bahwa situs beberapa surat kabar regional dan media online juga telah diblokir.
Sejak Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina, pihak berwenang telah meluncurkan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap media Rusia yang sudah diperangi.
Awal pekan ini, Al Jazeera menulis, stasiun radio Ekho Moskvy dan saluran TV Dozhd – dua outlet media liberal terkenal Rusia – keduanya berhenti beroperasi.
Lusinan jurnalis dan media independen – termasuk Dozhd – telah ditetapkan sebagai “agen asing” oleh pihak berwenang.
Baca juga: Ukraina Dituding Bakal Meledakkan Reaktor Nuklirnya Sendiri lalu Menuduh Rusia Sebagai Pelaku
Baca juga: Lebih dari 163.000 Orang Dievakuasi dari Area Operasi Militer Khusus di Ukraina
Banyak reporter dan editor terpaksa meninggalkan Ukraina.
Surat kabar independen terkemuka Rusia Novaya Gazeta, yang pemimpin redaksinya Dmitry Muratov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2021.