Kemudian dimuat dari pelabuhan Baltik dengan rekor terendah Brent dikurangi $28,50 per barel, kata para pedagang pada Jumat (4/3/2022).
Diwartakan Reuters, Shell pekan lalu mengatakan akan keluar dari semua operasinya di Rusia, termasuk kilang LNG Sakhalin 2 unggulan, di mana ia memegang 27,5 persen saham, dan yang 50 persen dimiliki dan dioperasikan oleh grup gas Rusia Gazprom.
Raksasa energi itu bergabung dengan sejumlah perusahaan, termasuk BP, yang mengatakan telah melepaskan 19,75 persen sahamnya di raksasa minyak Rusia Rosneft.
Baca juga: Apa Tuntutan Rusia untuk Akhiri Perang di Ukraina? Termasuk Soal Netralitas
Baca juga: Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Melonjak, Berhasil Terkumpul 108 Juta Dolar AS
Shell hanya salah satu dari sedikit perusahaan Barat yang terus membeli minyak mentah dari Rusia sejak konflik di Ukraina meningkat.
Perusahaan energi utama Inggris itu mengatakan akan mengubah rantai pasokan minyak mentahnya untuk menghapus volume dari negara yang terkena sanksi "secepat mungkin".
Shell akan menutup stasiun layanannya, serta bahan bakar penerbangan dan operasi pelumas di Rusia.
Perusahaan mengatakan perubahan rantai pasokan bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan dan akan menyebabkan pengurangan produksi di beberapa kilangnya.
Penarikan dari produk minyak bumi Rusia, gas pipa dan gas alam cair (LNG) akan dilakukan secara bertahap.
Perusahaan juga berencana untuk mengakhiri keterlibatannya dalam pipa gas Nord Stream 2 Baltik yang menghubungkan Rusia ke Jerman, yang dibantu pembiayaannya sebagai bagian dari konsorsium.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)