TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan peringatan kepada Rusia setelah penembakan yang mereka lakukan di Kyiv Sabtu (12/3/2022) dini hari.
Zelensky mengatakan, Rusia akan menghadapi pertempuran sampai titik darah penghabisan jika mereka mencoba menduduki ibu kota Kyiv.
Dilansir Reuters, sirene serangan udara kembali membangunkan penduduk Kyiv pada Minggu (13/3/2022) pagi.
"Jika mereka memutuskan untuk membom karpet (Kyiv), menghapus sejarah wilayah ini dan menghancurkan kita semua, maka mereka akan memasuki Kyiv,"
"Jika itu tujuan mereka, biarkan mereka masuk, tetapi mereka harus hidup di tanah ini dengan sendiri," ucap Zelensky.
Penembakan dan serangan Rusia telah menjebak ribuan orang di kota-kota yang terkepung.
Karena itu, Ukraina mengirim 2,5 juta penduduknya melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Baca juga: Hindari Asetnya Dibekukan, Warga Rusia Berbondong-bondong ke UEA untuk Likuidasi Kripto
Baca juga: UPDATE Konflik Rusia-Ukraina: Serangan Udara Rusia Hantam Pangkalan Militer Dekat Lviv
Dalam insiden ini Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh tujuh warga sipil dalam serangan terhadap wanita dan anak-anak.
Mereka tertembak saat mencoba melarikan diri dari pertempuran di dekat Kyiv.
Demikian dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Ukraina, pada Sabtu (12/3/2022) waktu setempat.
"Rusia menembak barisan wanita dan anak-anak di wilayah Kyiv, yang mencoba mengungsi di sepanjang koridor 'hijau' yang telah disepakati sebelumnya,"
"Akibat dari tindakan brutal ini, tujuh orang tewas. Salah satunya adalah seorang anak," keterangan Kementerian Pertahanan Ukraina, dikutip dari The Moscow Times.
Ia menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dengan sengaja menargetkan warga sipil yang tidak bersalah.
Rusia Bantah Tergetkan Warga Sipil