News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Tembakkan Rudal Toskha ke Donbass, Presiden Putin Sindir Kanselir Jerman Olaf Scholz

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI FOTO Sudut Donbass Arena yang rusak terkena ledakan bom.

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta perhatian Kanselir Jerman Olaf Scholz atas serangan rudal Toskha oleh militer Ukraina ke kota Donetsk dan Makeevka.

Ungkapan Putin itu sekaligus sindiran atas sikap Jerman yang menutup mata atas kekejaman milisi dan militer Ukraina terhadap penduduk berbahasa Rusia di Donbass.

Putin dan Olaf Scholz berkomunikasi via telepon Jumat (17/3/2022). Presiden Putin menekankan serangan ini merupakan "kejahatan perang", tetapi masih diabaikan sepenuhnya oleh barat.

Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam rangkaian pernyataan Presiden AS Joe Biden, yang menyebut Putin sebagai "diktator pembunuh", "murni penjahat ", dan "penjahat perang".

Baca juga: Kremlin Tanggapi Santai Tudingan Putin Penjahat Perang, Sebut Biden Mudah Tersinggung dan Pelupa

Baca juga: Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Rusia Bereaksi

Baca juga: Bungkam Kritik soal Perang, Putin Bersumpah akan Bersihkan Rusia dari Sampah dan Pengkhianat

Biden mengobral tuduhan-tuduhan itu sepanjang pidato terbarunya di Washington. Peskov menyebut pidato Biden berubah jadi penghinaan setiap hari ke Putin dan Rusia.

Peskov menambahkan pernyataan seperti itu seharusnya tidak dapat diterima datang dari seorang presiden negara yang telah membunuh ratusan ribu orang di seluruh dunia menggunakan bomnya.

“Mempertimbangkan sifat Biden yang mudah tersinggung, kelelahannya, terkadang kelupaan yang mengarah pada pernyataan agresif, kami tidak akan memberikan penilaian kasar (dari pernyataannya) agar tidak menyebabkan lebih banyak agresi,” kata Peskov.

Rusia dan Ukraina saling menuduh militer masing-masing menyerang objek sipil. Kremlin telah berulang kali menjamin pasukan Rusia hanya melakukan serangan terhadap sasaran militer.

Angkatan bersenjata Ukraina dan elemen batalyon nasionalis Negara itu telah melakukan serangan secara rutin terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR).

Kekerasan meningkat sejak kedua wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan setelah kudeta yang didukung barat di Kiev pada 2014.

Serangan besar terbaru terjadi pada 14 Maret, ketika sebuah rudal Tochka-U (versi NATO dinamai SS-21 Scarab) menghantam pusat Donetsk, menewaskan 20 orang dan melukai 35 lainnya.

Otoritas DPR mengklaim rudal itu dipersenjatai munisi tandan terlarang. Utusan Rusia untuk PBB mengecam serangan itu sebagai serangan teroris dan kejahatan perang.

Perundingan Rusia-Ukraina

Dalam percakapannya dengan Olaf Scholz, Putin menyinggung pembicaraan Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini