News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Joe Biden Bawa 'Contekan' saat Konferensi Pers setelah Beberapa Kali Salah Bicara Soal Putin

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden terlihat memegang lembar contekan saat ia mengklarifikasi klaimnya soal Presiden Rusia Vladimir Putin tidak boleh tetap berkuasa.

Kebiasaan Biden mengeluarkan pernyataan di luar naskah mengharuskan pembantu Gedung Putih tanggap melakukan klarifikasi.

Klarifikasi serupa dikeluarkan ketika Biden mengisyaratkan bahwa Putin tidak akan menghadapi dampak serius jika melakukan "serangan kecil" ke Ukraina.

Kendati demikian, Biden bukanlah presiden AS pertama yang isi contekannya berhasil ditangkap oleh pers.

Donald Trump pernah diejek setelah tertangkap basah memegang lembar contekan selama bertemu dengan korban kekerasan senjata.

Lembar itu termasuk daftar pertanyaan untuk ditanyakan kepada tamunya, termasuk isyarat untuk memberi tahu mereka bahwa "Saya memahami Anda".

Hal itu membuat para kritikus mengklaim bahwa Trump tidak memiliki empati.

Biden Peringatkan Dampak Perang Ukraina-Rusia

Polisi Ukraina membawa mayat dari sebuah bangunan perumahan lima lantai yang sebagian runtuh setelah penembakan di Kyiv pada 18 Maret 2022, ketika tentara Rusia mencoba mengepung ibukota Ukraina. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa perang di Ukraina mengancam "tatanan internasional berbasis aturan", termasuk di kawasan Asia-Pasifik.

Berbicara di Gedung Putih pada Selasa (29/3/2022) bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Biden mengatakan semua negara memiliki hak atas integritas teritorial dan kedaulatan terlepas dari ukuran atau populasi mereka.

"Jelas bahwa perang Putin tidak dapat diterima oleh negara-negara di setiap wilayah di dunia – tidak hanya di Eropa tetapi di setiap wilayah di dunia," kata Biden kepada wartawan.

"Ini adalah serangan terhadap prinsip-prinsip inti internasional yang mendukung perdamaian dan keamanan dan kemakmuran di mana-mana," tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.

Pertemuan itu terjadi saat AS menekan China jika membantu Rusia atas invasinya di Ukraina.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini