News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO Terbelah Hadapi Rusia, Prancis-Jerman Ingin Solusi Damai

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) di Moskow pada 7 Februari 2022, untuk pembicaraan dalam upaya menemukan titik temu di Ukraina dan NATO.

Hongaria dikecualikan, karena berusaha tetap netral dalam konflik yang sedang berlangsung dan membela kepentingannya sendiri.

Kelompok negara kedua ini skeptis Putin bersedia menandatangani kesepakatan damai, tulis Bloomberg mengutip dokumen yang mereka peroleh.

Presiden Polandia Andrzej Duda secara aktif mempertanyakan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan Rusia yang dapat diterima Ukraina.

Dia juga dilaporkan mendorong gagasan siapa pun yang mendukung kondisi Moskow secara efektif "mendukung Rusia".

Bloomberg juga mengutip seorang diplomat Eropa Timur yang mengklaim siapa pun yang mendorong kesepakatan damai yang tidak melibatkan penarikan pasukan Rusia, hanya "melayani Putin" dan mencari keuntungan domestik.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan juga skeptis terhadap kesepakatan apa pun dengan Vladimir Putin.

Beberapa diplomat Eropa lainnya menyatakan kekhawatiran Macron mungkin mendorong Zelensky untuk menerima perjanjian dengan Rusia sebagai imbalan Ukraina mengadopsi status netral.

Ukraina Siap Kompromi 

Presiden Ukraina Zelensky dalam beberapa kali kesempatan menyatakan Kiev siap untuk kompromi untuk posisi semacam itu.

Sekutu NATO dilaporkan juga tidak dapat menyepakati hal-hal lain terkait Ukraina, seperti poin yang sedang dinegosiasikan di Istanbul.

Misalnya kondisi gencatan senjata apa yang harus dianggap dapat diterima dan jaminan keamanan apa yang harus siap diberikan oleh negara-negara barat, jika perjanjian akhir mencakup ketentuan untuk jaminan keamanan oleh pihak ketiga.

Proposal tertulis yang diserahkan delegasi Ukraina kepada Rusia selama pembicaraan 29 Maret di Istanbul mengusulkan mengundang sejumlah Negara.

Termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB, untuk menjadi negara penjamin keamanan masa depan Ukraina dengan imbalan penolakannya untuk bergabung  aliansi militer dan tuan rumah pasukan asing.

Sumber ketidaksepakatan lain dalam aliansi menurut sumber Bloomberg adalah pengiriman senjata ke Ukraina.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini