Dua menteri mengatakan, kegagalan besar intelijen menempatkan nyawa presiden dan istrinya dalam bahaya pada Kamis lalu.
"Baik presiden dan istrinya berada di rumah mereka ketika protes berlangsung," kata Menteri Kesehatan, Keheliya Rambukwella.
"Kami memiliki informasi tentang demonstrasi, tetapi tidak ada yang menunjukkan bahwa itu bisa berubah menjadi kekerasan. Ini adalah kegagalan intelijen yang besar," imbuhnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Eropa Dilanda Inflasi Tinggi 7,5%, Harga Barang Meroket Dipicu Sanksi Energi Rusia
Baca juga: Kenaikan PPN dan Harga BBM Akan Picu Inflasi, Analis: Tanda Pulihnya Ekonomi
Menteri Transportasi, Dilum Amunugama menduga ada "teroris" di balik kerusuhan itu.
Diketahui, sejumlah kerabat dekat Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa memegang peran vital di pemerintahan.
Saudaranya bernama Mahinda, menjabat sebagai perdana menteri sementara yang termuda, Basil, adalah Menteri Keuangan.
Kakak laki-laki dan keponakannya yang tertua juga memegang posisi kabinet.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)