TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih pada Rabu (6/4/2022) mengumumkan akan menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia, termasuk dua putri Presiden Vladimir Putin.
Menyusul kabar ini, muncul seruan untuk menjatuhkan sanksi serupa kepada Alina Kabaeva, wanita yang dikabarkan kekasih Putin.
Pemimpin Rusia itu sebelumnya telah membantah isu memiliki hubungan romantis dengan mantan pesenam itu.
Dilansir Newsweek, Putin (69) memang dikenal sangat menjaga kerahasiaan hubungan pribadinya.Â
Vladimir Putin sebelumnya menikah dengan Lyudmila Ocheretnaya pada tahun 1983 dan dikaruniai dua putri, Mariya dan Yekaterina.
Baca juga: Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Dua Putri Putin, Diduga Ikut Terlibat Sembunyikan Harta Putin
Baca juga: POPULER Internasional: 2 Putri Putin Terancam Sanksi AS | Kekacauan Akibat Lockdown di Shanghai
Namun setelah 30 tahun membina rumah tangga, ia dan Lyudmila mengumumkan perceraian pada 6 Juni 2013 secara publik.
Menyoal kabar kedekatannya dengan presiden, Kabaeva (38) juga tidak pernah mengkonfirmasi hubungan dengan Putin.
Sementara itu, Kremlin diduga menyimpan laporan yang menghubungkan Putin dengan Kabaeva dari pers.
Pada 2008 silam, sebuah surat kabar Rusia, Moskovsky Korrespondent, ditutup sepekan setelah melaporkan bahwa Putin meninggalkan Lyudmila untuk menjalin hubungan dengan Kabaeva.
Ketika itu, kepala perusahaan penerbit surat kabar mengatakan keputusan penutupan itu tidak berhubungan dengan politik, namun seorang wakil editor menyangkalnya.
Georgy Alburov, yang bekerja untuk pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, termasuk di antara pihak yang menuntut agar mantan pesenam itu disanksi.
Melalui utas Twitter pada Selasa (5/4/2022), ia merinci sejumlah alasan mengapa Kabaeva harus dihukum.
"Alina Kabaeva harus segera diberi sanksi," tulis Alburov.
"Dia adalah penerima manfaat dari korupsi Putin—kerabatnya mendapatkan apartemen dan rumah yang dibeli dengan uang yang dicuri dari Rusia."