Sayangnya kesepakatan itu gagal, karena baik negara-negara tetangga Rusia maupun Barat tidak menginginkan konflik Ukraina menyebar dan menjadi perang yang lebih luas, yang dapat melibatkan NATO, karena potensi penggunaan senjata nuklir.
Sejauh ini, senjata yang dikirimkan kepada Ukraina bersifat defensif. Slovakia menyediakan baterai rudal S-300 untuk Ukraina, yang berfungsi untuk mencegah serangan udara Rusia.
Keberhasilan senjata ini terlihat, karena jet Rusia sekarang perlu terbang di bawah perlindungan radar, akibat jaringan pertahanan udara Ukraina yag sangat aktif, sehingga menimbulkan kerugian besar bagi Rusia pada hari-hari pertama perang.
Baca juga: Pemerintah Yunani Umumkan Berhenti Kirim Senjata ke Ukraina
Sedangkan jet tempur Rusia yang terbang rendah, akan menjadi mangsa empuk bagi sistem sistem pertahanan udara Skystreak yang dikirim oleh Inggris dan Stinger yang dikirim oleh AS.
Sistem Pertahanan Udara Man-Portable (MANPADS), juga memiliki pengaruh besar pada perang Ukraina, yang menargetkan jet tempur dan helikopter Rusia, hingga dapat menghambat serangan Rusia.
Javelin, yang ditempatkan di bahu prajurit Ukraina, juga telah menghancurkan kolom lapis baja Rusia.
Namun, stok senjata AS semakin menipis, sepertiga dari persediaan Javelin AS telah dikirim ke Ukraina, dan militer AS berencana menyimpan sisa persediaan untuk berjaga-jaga, jika Negeri Paman Sam ini menghadapi konflik dengan salah satu musuhnya seperti Rusia, Korea Utara atau China.
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden secara langsung mengimbau produsen senjata AS agar meningkatkan produksi senjata genggam mereka, untuk memenuhi kebutuhan militer Ukraina.
AS juga telah mengirimkan sejata lainnya yang dapat menlidungi pertahanan Ukraina, yaitu artileri berat 155mm. Selain itu, drone dan amunisi yang kuat, yang dikenal sebagai drone kamikaze, ikut memperkuat pertahanan Ukraina.
AS bukanlah satu-satunya yang memberikan bantuan senjata kepada Ukraina dan melonggarkan kebijakan pengiriman senjatanya, ide-ide Eropa mengenai pertahanan juga telah berubah secara drastis dalam enam minggu terkahir.
Baca juga: Imbas Invasi Rusia, 7 Crazy Rich Ukraina Ini Kehilangan Kekayaan Rp 170 Triliun
Kebijakan pertahanan kolektif Uni Eropa
Konflik Ukraina telah menggalakan kebijakan pertahanan kolektif Uni Eropa, ini terlihat karena UE sekarang bertindak sebagai sebuah blok daripada kumpulan negara-negara yang berafiliasi secara longgar.
UE telah memberikan lebih dari 1,6 miliar dolar AS bantuan militer ke Ukraina.
Untuk menunjukkan solidaritas yang jelas, Presiden UE, Ursula von der Leyen mengunjungi ibu kota Ukraina, Kyiv dan menjanjikan dukungan Eropa dengan menyatakan bahwa Ukraina memiliki masa depan Eropa dan keanggotaannya dalam serikat akan dipercepat.