Gagasan pertahanan kolektif yang berbasis di sekitar angkatan bersenjata UE, saat ini menjadi pertimbangan utama.
Sejauh ini, hanya 5.000 pasukan pengerahan cepat yang telah disetujui. Namun invasi Rusia ke Ukraina telah menyadarkan orang-orang Eropa dengan adanya fakta bahwa Rusia tidak menyesal menggunakan kekuatan militer terbuka untuk mencapai kemenangan.
Uni Eropa masih berjaga agar bantuan yang mereka berikan kepada Ukraina, tidak menimbulkan risiko lain yaitu konflik yang lebih luas, hingga ke luar Ukraina.
Namun Uni Eropa tampaknya sedang menghadapi ujian karena raksasa senjata Jerman Rheinmetall, telah menawarkan untuk memperbarui dan mengirim 50 tank tempur utama Leopard 2 ke Ukraina, dan tawaran untuk melatih awak tank Ukraina.
Walaupun tawaran ini berasal dari tawaran pribadi sebuah perusahaan, dan bukan dari pemerintah sebuah negara, namun Rusia akan menyadari jika kesepakatan sebesar ini tidak akan diizinkan tanpa persetujuan dari pemerintah Jerman.
Ukraina, yang babak belur dan terkepung oleh konflik yang berjalan selama enam minggu, mulai mempersiapkan diri untuk serangan selanjutnya.
Namun angkatan udara Ukraina telah berkurang, dan pada pertempuran yang akan datang, Ukraina membutuhkan bantuan berupa kekuatan udara, yang telah ditolak oleh pihak Barat untuk diberikan karena kekhawatiran akan adanya konflik yang lebih luas dan melibatkan NATO.