TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin separatis pro-Rusia, Denis Pushilin, mengatakan Republik Rakyat Donetsk akan mendukung Zaporizhzhia untuk memisahkan diri dari Ukraina.
Distrik di wilayah Zaporizhzhia saat ini telah diduduki Rusia.
Wilayah itu dikabarkan telah membuat permohonan untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Donetsk.
Pushilin mengungkapkan dukungannya itu kepada media pemerintah Rusia Russia-24 pada Selasa (19/4/2022).
Pushilin menambahkan Donetsk tidak akan segera menerima wilayah itu ke dalam perbatasan administratifnya.
Video yang diterbitkan oleh seorang jurnalis Rusia pada hari Selasa, mengklaim distrik Rozovsky, yang terletak hanya 48 kilometer barat laut Mariupol, mengadakan pemungutan suara yang mendukung pemisahan diri dari Ukraina untuk bergabung dengan Donetsk.
Baca juga: Ultimatum Rusia terhadap Ukraina Gagal, Barat Akan Kirim Lebih Banyak Senjata
Baca juga: DAFTAR 8 Jenderal Rusia yang Tewas dalam Perang Ukraina: Andrey Sukhovetsky hingga Vladimir Frolov
CNN tidak dapat memverifikasi keaslian video, apakah benar video itu diambil di distrik Rozovsky, orang-orang yang terlibat dalam video benar-benar warga Ukraina, atau mereka tidak dipaksa untuk memilih mendukung tindakan tersebut.
Untuk diketahui, ini adalah pertama kalinya selama perang, wilayah Ukraina yang diduduki Rusia disebut memisahkan diri dari negara itu.
Hal tersebut bisa menjadi upaya pertama Rusia dan separatis untuk mencaplok wilayah Ukraina.
Namun, ini bukan pertama kalinya selama perang di wilayah Ukraina status politiknya berubah secara signifikan saat berada di bawah pendudukan Rusia.
Tak lama setelah Melitopol jatuh ke kendali Rusia pada awal Maret, wali kota kota itu ditahan oleh orang-orang bersenjata dan walikota pro-Rusia baru dilantik.
Pegawai pemerintah dan tentara Rusia juga melakukan aksi propaganda di mana mereka menurunkan bendera Ukraina dan mengklaim mereka mengirimkannya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Video Kerusakan di Luhansk
Dua video baru yang diunggah di media sosial menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan militer Rusia di Rubizhne dan Lysychansk, dua kota di pinggiran Severodonetsk di wilayah Luhansk Ukraina.