"Waktu pengujian rudal mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan mereka, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan," kata Watling.
Baca juga: Kebutuhan Pangan Pengungsi Kian Terancam Usai Dapur Umum di Kharkiv Hancur Diserang Rudal Rusia
Baca juga: Perwakilan Ukraina-Rusia Hadir di Side Event G20, Menparekraf: Kita Suarakan Perdamaian
Douglas Barrie, rekan senior untuk kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan peluncuran itu merupakan tonggak penting setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pendanaan dan tantangan desain.
Barrie mengatakan lebih banyak tes diperlukan sebelum Rusia benar-benar dapat menempatkan Sarmat sebagai pengganti rudal SS-18 dan SS-19 yang sudah tua.
Ia mengatakan kemampuan Sarmat untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak dan umpan, menimbulkan tantangan bagi sistem radar dan pelacakan berbasis darat dan satelit.
Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah Pertahanan Nasional Rusia, mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa peluncuran itu merupakan bentuk sinyal ke Barat.
Moskow ingin menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan "pembalasan yang menghancurkan yang akan mengakhiri sejarah negara mana pun yang telah melanggar batas keamanan Rusia dan rakyatnya".
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)