Pihak berwenang Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas kematian Subbotin ketika mereka mencoba untuk menetapkan penyebabnya.
Pihak berwenang juga akan melakukan penyelidikan apakah ada obat-obatan dalam darahnya ketika dia meninggal.
Baca juga: Jerman Siapkan Skenario Baru Hentikan Impor Gas dari Rusia
Baca juga: Kata Analis Soal Pidato Putin di Hari Kemenangan, Rusia Disebut Belum Putuskan Rencana Akhiri Perang
Baca juga: Bank di Rusia Ini Kembangkan Cloud Sendiri Setelah Keluhkan Kualitas Vendor China
Seperti diketahui Subbotin meninggal hanya beberapa bulan setelah Lukoil menyerukan diakhirinya perang antara Rusia dan Ukraina dengan cepat.
Lukoil mengoperasikan pompa bensin di 11 negara bagian di seluruh Amerika Serikat, yang telah melarang impor minyak Rusia dalam upaya menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri invasi.
Subbotin bergabung dengan daftar oligarki Rusia yang telah meninggal sejak invasi dimulai pada akhir Februari.
Oligarki telah menjadi sasaran sanksi Barat, sementara yang lain telah berbicara menentang perang.
Bos di Rusia Lainnya yang Dilaporkan Tewas Misterius, hingga Disebut Bunuh Diri
Sebelumnya dilaporkan lebih dari lima pengusaha Rusia ditemukan tewas secara misterius.
Bahkan mereka disebut melakukan bunuh diri.
Para oligarki ini ada yang ditemukan tewas seorang diri, hingga bersama dengan anggota keluarganya yang lain.
Semasa hidup, mereka dikenal memiliki jabatan tinggi di perusahaan-perusahaan mentereng Rusia.
Termasuk Gazprom adalah sebuah perusahaan energi multinasional milik negara Rusia.
Laporan tentang pejabat Rusia yang meninggal secara mencurigakan tersebut menggaung bersamaan dengan langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah lama diketahui mengambil tindakan ekstrem untuk membungkam lawan-lawannya, dikutip dari Fortune.
Pada 2017, USA Today menerbitkan laporan investigasi yang merinci setidaknya 38 oligarki yang meninggal atau hilang selama rentang tiga tahun.