TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Militer Rusia dianggap gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev.
Hal itu disebabkan karena militer Rusia tidak pernah secara langsung menghadapi musuh yang kuat.
Demikian menurut mantan tentara bayaran Wagner.
Diketahui kelompok ini ikut bertempur bersama tentara Rusia melawan Ukraina.
Marat Gabidullin, adalah salah satu tentara bayaran Wagner.
Seperti diketahui hingga hari ini, Rusia tidak mampu merebut Kiev Ibu Kota Ukraina.
Rusia memusatkan serangan di wilayah Timur Ukraina.
Baca juga: Serang Pelabuhan Laut Hitam Odesa, Rusia Berupaya Hentikan Pengiriman Senjata untuk Ukraina
Gabidullin mengaku sebelumnya ikut membantu Rusia bertempur di Suriah.
Dia sudah lama bergabung dengan perusahaan militer swasta Wagner.
Dia keluar dari kelompok Wagner pada 2019, tetapi beberapa bulan sebelum Rusia meluncurkan invasi pada 24 Februari, pria 55 tahun ini mengatakan dia menerima telepon dari seorang perekrut yang mengundangnya untuk kembali berperang sebagai tentara bayaran di Ukraina.
Dia menolak karena tahu u pasukan Rusia tidak mampu melakukan pekerjaan itu, meskipun mereka meneriakkan persenjataan senjata baru mereka dan keberhasilan mereka di Suriah di mana mereka membantu Presiden Bashar al-Assad mengalahkan pemberontakan bersenjata.
"Mereka benar-benar terkejut bahwa tentara Ukraina melawan dengan sangat keras dan bahwa mereka menghadapi tentara yang sebenarnya," kata Gabidullin tentang kemunduran pencapaian pasukan Rusia di Ukraina.
Dia mengatakan orang-orang yang dia ajak bicara di pihak Rusia telah mengatakan kepadanya bahwa mereka diperkirakan akan menghadapi milisi-milisi usang ketika mereka menginvasi Ukraina, bukan pasukan reguler yang terlatih dengan baik.
"Saya memberi tahu mereka bahwa itu kesalahan'," kata Gabidullin, yang sekarang berada di Prancis dimana dia menerbitkan buku tentang pengalamannya bertarung dengan Grup Wagner.