Laporan itu muncul di tengah memburuknya hubungan antara Israel dan Rusia, yang dimulai setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
Baru-baru ini, Israel menjadi lebih kritis terhadap operasi Rusia dan mulai menyediakan peralatan tidak mematikan kepada pasukan Kiev.
Serangan Israel ke Suriah
Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas dan atau luka-luka saat terjadi gelombang serangan udara Israel di wilayah tengah Suriah, Jumat (13/5/2022).
Serangan udara menghantam sasaran militer di pinggiran kota Masyaf, Hama. Dikutip dari portal analis inteijen Southfrontorg, ini fasilitas utama Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah Suriah (SSRC).
SSRC adalah lembaga penelitian dan pengembangan militer utama Suriah. Fasilitas penelitian menjadi sasaran Israel beberapa kali di masa lalu.
Video dari Suriah barat dan tengah menunjukkan pasukan pertahanan udara Suriah melepaskan rudal untuk mencegat serangan udara Israel.
Israel tidak pernah merespon setiap operasi serangan yang ditujukan ke Suriah. Kantor berita Arab Suriah, SANA, serangan udara diluncurkan dari wilayah udara internasional di lepas pantai Suriah.
“Pada pukul 23:20 Jumat malam, musuh Israel melancarkan agresi udara dengan semburan rudal dari atas Mediterania, barat Banias, menargetkan beberapa titik di Wilayah Tengah,” kata sumber militer dikutip SANA.
Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Kantor Berita Arab Suriah (SANA) resmi menunjukkan petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api di pelabuhan Latakia Suriah setelah serangan udara Israel pada awal 28 Desember 2021. Serangan udara Israel menghantam pelabuhan Latakia Suriah, serangan kedua di pelabuhan Latakia. fasilitas utama bulan ini, menurut media pemerintah Suriah. (AFP)
“Pertahanan udara kami mencegat rudal dan menjatuhkan sebagian besar dari mereka,” tambah sumber itu.
Salah seorang korban serangan udara Israel dilaporkan seorang warga sipil. Banyak dari yang terluka juga warga sipil, termasuk seorang gadis kecil.
Ini adalah serangan Israel kedua yang dikonfirmasi di Suriah pada Mei ini.
Serangan pertama, yang terjadi pada 11 Mei, menargetkan jaringan pos pengamatan dan posisi Tentara Arab Suriah (SAA) di Provinsi al-Quneitra di wilayah selatan.