Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths melakukan kunjungan ke Rusia selama dua hari, untuk membahas solusi ekspor biji-bijian dan bahan pangan lainnya dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Martin Griffiths dilaporkan melakukan pembicaraan dengan pejabat Rusia di Moskow pada Kamis (2/6/2022) dan Jumat (3/6/2022) ini.
Sebelumnya pada Selasa (31/6/2022), pejabat PBB lainnya yaitu Rebecca Grynspan juga melakukan kunjungan ke Moskow untuk membahas percepatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Mainkan ‘Hunger Games’, Krisis Pangan Ancam Ratusan Juta Jiwa
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan PBB akan terus melakukan pembicaraan untuk mendorong kemajuan ekspor bahan pangan dari Ukraina dan Rusia.
“Situasinya tetap cair. Sekretaris Jenderal, dan dua orang utama yang dia tugaskan untuk mengerjakan ini, Rebecca Grynspan dan Martin Griffiths, kami akan melakukan dan pergi ke mana pun yang kami perlukan untuk mendorong proyek ini maju,” ujar Dujarric, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, bulan lalu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi Rusia dan Ukraina untuk membahas kelanjutan solusi ekspor bahan pangan Ukraina, serta ekspor bahan pangan dan pupuk Rusia.
Pada Kamis kemarin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal yang mengangkut gandum dapat meninggalkan pelabuhan Ukraina di Laut Hitam melalui koridor kemanusiaan, dan Rusia siap menjamin keselamatan kapal tersebut.
Perang yang terjadi di Ukraina, telah mendorong krisis pangan global dan membuat harga biji-bijian, bahan bakar serta pupuk melambung.
Baca juga: PBB dan Rusia Bahas Ekspor Biji-Bijian dan Pupuk di Moskow
Rusia dan Ukraina menyumbang sepertiga pasokan gandum dunia. Rusia juga merupakan pengekspor pupuk, dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak bunga matahari serta minyak jagung.
Sejak invasi terjadi, ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan di Laut Hitam telah terhenti, dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak di pelabuhan. Sementara Rusia mengatakan sanksi Barat yang diterimanya, telah mengganggu ekspor biji-bijian dan pupuknya.