TRIBUNNEWS.COM - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dikabarkan kabur ke Kota Male, ibu kota Maldives pada Rabu (13/7/2022) pagi.
Sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa telah berhasil meninggalkan istana presiden di Kolombo yang diserbu para pengunjuk rasa yang menuntutnya mundur dari jabatan, Sabtu (9/7/2022).
Gotabaya Rajapaksa menyetujui tuntutan para pengunjuk rasa dan dijadwalkan mundur pada 13 Juli, menurut ketua parlemen.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan dia akan pergi begitu pemerintahan baru terbentuk.
Diketahui, Gotabaya Rajapaksa adalah yang terakhir dari enam anggota keluarga paling berpengaruh di negara itu yang masih memegang kekuasaan.
Keluarga Rajapaksa telah mendominasi politik Sri Lanka selama hampir dua dekade terakhir.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Dikabarkan Kabur ke Maldives
Dalam beberapa tahun terakhir, dinasti Rajapaksa menjalankan pemerintahan Sri Lanka seperti bisnis keluarga.
Hingga kini kegagalan dalam mengatasi krisis ekonomi tampaknya akan mengakhiri peran dinasti itu di pemerintahan.
Lebih lanjut, berikut ini sejarah singkat jatuh bangun dinasti Rajapaksa, dikutip dari AP News:
Keluarga Rajapaksa
Selama beberapa dekade, keluarga Rajapaksa pemilik tanah yang kuat telah mendominasi politik lokal di distrik selatan pedesaan mereka sebelum Mahinda Rajapaksa terpilih sebagai presiden pada 2005.
Menarik sentimen nasionalis mayoritas Buddha-Sinhala di pulau itu, Mahinda Rajapaksa memimpin Sri Lanka ke kemenangan kemenangan atas pemberontak etnis Tamil pada tahun 2009.
Dia juga mengakhiri perang saudara brutal selama 26 tahun yang telah memecah belah negara.
Adik laki-lakinya, Gotabaya Rajapaksa adalah pejabat dan ahli strategi militer yang kuat di Kementerian Pertahanan.