Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Putri bungsu Presiden Rusia Vladimir Putin, Katerina Tikhonova telah ditunjuk untuk mengawasi program substitusi impor Rusia yang sedang diperjuangkan kelompok lobi bisnis terkemuka Moskow.
Melansir dari The Moscow Time, sanksi Barat dan keluarnya perusahaan-perusahaan Barat dari Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina, membuat impor Rusia mengalami penurunan dan kekurangan barang-barang penting.
Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia (RSPP) mengangkat Tikhonova sebagai ketua bersama dewan koordinasi subtitusi impor.
Baca juga: Macron: Prancis Telah Siap Hadapi Pemotongan Pasokan Gas Rusia
Juru bicara RSPP, kelompok lobi bisnis paling kuat di Rusia, telah mengonfirmasi kabar penunjukan putri Vladimir Putin ini, yang juga berprofesi sebagai ilmuwan.
Dewan Koordinasi Substitusi Impor Rusia, yang juga diketuai kepala RSPP Alexander Shokhin, berperan menyusun proposal legislatif, menciptakan layanan digital dan menyoroti praktik terbaik pada langkah Rusia dalam mengurangi ketergantungannya terhadap barang-barang buatan luar negeri.
Impor Rusia telah mengalami penurunan ke level terendah dalam dua dekade terakhir, setelah negara ini melancarkan serangan ke Ukraina, dan sejak itu impor Rusia belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Bank Sentral Rusia mengatakan pada tahun lalu, hampir dua pertiga bisnis Rusia bergantung pada impor. Bahkan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Janurari lalu, Moskow dilaporkan mengalami krisis pasokan.
Baca juga: Menteri Keuangan Amerika Tolak Kehadiran Pejabat Rusia di Forum G20
Vladimir Putin, yang tidak pernah mengonfimasi atau menyangkal bahwa dia adalah ayah Tikhonova, mendesak para pejabat Moskow untuk meningkatkan substitusi impor awal tahun ini, walaupun dia menyebut tidak ada cara efektif untuk mengatasi masalah impor di Rusia.
Amerika Serikat dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi kepada Tikhonova dan saudara perempuannya Maria Vorontsova pada bulan April lalu, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.