Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Pejabat dari Rusia, Ukraina, Turki dan PBB akan kembali mengadakan pertemuan pada minggu ini untuk melanjutkan pembahasan mengenai ekspor biji-bijian.
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/7/2022) invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak pada melonjaknya harga biji-bijian dan produk makanan lainnya.
Selain itu, ekspor biji-bijian Ukraina juga terhambat akibat blokade Pelabuhan Odesa di Laut Hitam oleh pasukan Rusia.
Baca juga: Amerika Serikat Desak Negara G20 Tekan Rusia untuk Membuka Kembali Jalur Ekspor Biji-bijian
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa Rusia, Ukraina, Turki dan PBB akan menandatangani kesepakatan untuk membuka koridor ekspor gandum.
Namun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan masih ada "perjalanan panjang" sebelum ada pembicaraan damai untuk mengakhiri perang.
"Kesepakatan dicapai pada rencana, prinsip-prinsip umum untuk pengiriman biji-bijian dan produk makanan. Kemungkinan pertemuan ini akan dilakukan selama seminggu," kata Akar.
Dia juga menambahkan, hal-hal teknis seperti membentuk pusat pemantauan di Istanbul, mengidentifikasi rute yang aman, dan pos pemeriksaan di pintu keluar dan masuk pelabuhan ada dalam agenda.
Sementara itu, Guterres telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Senin (18/7) mengenai negosiasi yang sedang berlangsung untuk melanjutkan ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam.
Baca juga: Bagian Wilayah Ukraina yang Dikuasai Rusia akan Kirim Biji-bijian ke Timur Tengah
Di sisi lain, seorang pejabat senior Turki mengatakan, ada kemungkinan besar Turki, Rusia, Ukraina, dan PBB akan menandatangani kesepakatan dalam minggu ini.
"Namun ada beberapa masalah kecil. Negosiasi terus mengatasi ini," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa setiap langkah positif dipengaruhi oleh serangan atau perkembangan besar lainnya yang terjadi dalam perang.