News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Junta Myanmar Sebar Ranjau di Sawah hingga Toilet, Warga Sipil Jadi Korban

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ini diambil pada 16 Oktober 2021 menunjukkan anggota Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF) bersiap untuk makan di base camp mereka di hutan dekat Demoso, di negara bagian Kayah timur Myanmar. - Para rekrutan anti-kudeta muda berbaris di sebuah kamp rahasia di Myanmar, tangan di belakang kepala dan perut mereka diikat, menunggu instruktur latihan untuk memberikan pukulan untuk menguatkan mereka dalam perjuangan mereka melawan militer. - Junta militer Myanmar dilaporkan menyebarkan ranjau darat ke desa, sawah, rumah, hingga toilet untuk perang pejuang anti-kudeta. (Photo by AFP) / TO GO WITH Myanmar-military-politics-coup-conflict, FOCUS

Myanmar tidak mengikuti konvensi PBB yang melarang penggunaan, penimbunan, atau pengembangan ranjau anti-personil.

Militernya telah berulang kali dituduh melakukan kekejaman dan kejahatan perang selama beberapa dekade konflik internal.

Kekerasan militer terhadap minoritas Rohingya pada tahun 2017, mengakibatkan sekitar 750.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Seiring dengan itu, muncul laporan pemerkosaan, pembunuhan, hingga pembakaran terhadap Rohingya.

Pada Maret lalu, AS menyatakan kekerasan terhadap Rohingya sama dengan genosida.

Gambia menyeret Myanmar ke Mahkamah Internasional pada 2019, menuduh negara mayoritas Buddha itu melakukan genosida terhadap minoritas Muslim.

Pengadilan yang berbasis di Den Haag itu akan memberikan penilaiannya atas keberatan awal Myanmar terkait kasus tersebut akhir pekan ini.

Pengungsi Muslim Rohingya yang terdampar setelah meninggalkan Myanmar berjalan menuju kamp pengungsi Balukhali setelah melintasi perbatasan di distrik Ukhia Bangladesh pada 2 November 2017. - Junta militer Myanmar dilaporkan menyebarkan ranjau darat ke desa, sawah, rumah, hingga toilet untuk perang pejuang anti-kudeta. (DIBYANGSHU SARKAR / AFP)

Baca juga: Menlu RI: Krisis di Myanmar Buat Penanganan Orang Rohingya Jadi Lebih Menantang

Baca juga: Ledakan Bom Terjadi di Dekat Pusat Perbelanjaan Yangon Myanmar, 2 Orang Tewas dan 11 Luka-luka

Myanmar terjerumus ke dalam krisis, setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021.

Pemerintah Aung San Suu Kyi digulingkan dan militer melancarkan tindakan keras terhadap publik.

Sejak saat itu, Myanmar terus diguncang protes massa dan perlawanan bersenjata oleh warga sipil yang kontra terhadap militer.

Bahkan insiden ini juga membangkitkan banyak konflik yang telah berlangsung lama dengan kelompok etnis bersenjata di daerah perbatasan negara itu.

Berdasarkan catatan kelompok pemantau lokal, kekerasan junta telah menewaskan lebih dari 2.000 orang dan membuat hampir 15.000 orang ditangkap.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini