Awal pekan ini, Sputnik melaporkan peningkatan kekuatan angkatan laut AS di Asia Selatan. Armada VII terdiri kapal induk dan kapal-kapal perang pengawalnya telah bergerak kea rah Taiwan.
Pada Rabu, kantor berita Associated Press melaporkan Pentagon sedang mengembangkan rencana darurat untuk 'melindungi' Pelosi jika dia berkunjung ke pulau itu.
Cina sejak lama mengecam segala bentuk interaksi resmi antara pejabat AS dan Taiwan. Beijing juga telah berulang kali mengecam rencana perjalanan itu.
Media Cina berbahasa Inggris baru-baru ini memperingatkan kunjungan Pelosi itu akan secara dramatis meningkatkan ketegangan Kawasan.
Media itu bahkan merekomendasikan agar pesawat tempur PLA mengawal pesawat yang ditumpangi Pelosi selama kunjungannya.
Minggu ini, sumber mengatakan kepada South China Morning Post, RRC dapat memberlakukan zona larangan terbang jika ingin menggagalkan tur diplomatic Pelosi.
Awal bulan ini, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan militer AS menganggap kunjungan (Pelosi) itu bukan ide baik.
Pejabat Taiwan telah memperingatkan membatalkan perjalanan mungkin memiliki efek mengerikan pada keamanan pulau itu.
Di Jakarta Minggu (24/7/2022), Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menuduh Cina menjadi kekuatan yang semakin agresif, baik dalam hal retorika dan aktivitas militer.
Menekankan sikap militer Cina, Kolonel Wu Qian kembali memperingatkan semua penyebar rumor yang menghebohkan apa yang disebut ancaman Cina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina menyarankan ada dua alasan utama bagi pejabat AS untuk membuat pernyataan tentang bahaya yang konon ditimbulkan oleh RRT dan militernya.
“Pertama membuat alasan untuk mengembangkan militer (AS) sendiri dengan meningkatkan ancaman. Kedua untuk mencoreng Cina yang ingin melayani tujuan strategisnya,” katanya.
Wu meyakinkan PLA akan tetap menjadi kekuatan setia untuk menjaga perdamaian dunia. Perkembangan dan pertumbuhan militer Cina tidak dapat diubah pihak lain.(Tribunnews.com/Sputnikn/GlobalTimes/xna)