TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti membuat keputusan melarang semua kendaraan bernopol Serbia memasuki wilayahnya per 1 Agustus 2022.
Warga Serbia merespon keputusan itu lewat aksi blokade jalan di perbatasan wiayah Serbia-Kosovo yang dianggap bagian provinsi Serbia.
Krisis antara Serbia dan Kosovo itu dikhawatirkan akan memicu kembali peperangan yang pernah berlangsung 20 tahun lalu.
Ketegangan baru yang diwarnai aksi blokir dan tembakan senjata Minggu (31/7/2022) dipicu keputusan Kurti itu.
Baca juga: Serbia dan Kosovo Kembali di Ambang Konflik Bersenjata
Baca juga: Cegah Eskalasi Konflik Dubes AS Minta Kosovo Tunda Blokir Nopol Serbia
Baca juga: Serbia Tolak Ajakan Jerman untuk Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia
Bagaimana riwayat dan sejarah konflik Serbia-Kosovo ini? Bagaimana status politik wilayah Kosovo dalam konteks kenegaraan?
Sejarah Panjang Kosovo
Perang Kosovo adalah konflik bersenjata di Kosovo yang dimulai 28 Februari 1998, dan berlangsung hingga 11 Juni 1999.
Pertempuran terjadi antara pasukan Republik Federal Yugoslavia (yaitu Serbia dan Montenegro), yang menguasai Kosovo sebelum perang.
Lawannya kelompok bersenjata Albania Kosovo yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Kosovo (KLA).
Konflik berakhir ketika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan intervensi dengan memulai serangan udara pada Maret 1999.
Pasukan Yugoslavia (Serbia-Montenegro) sejak itu mundur dari Kosovo.
KLA dibentuk pada awal 1990-an untuk melawan persekusi Serbia terhadap Kosovo Albania. KLA memulai kampanye pertamanya pada 1995 ketika meluncurkan serangan terhadap penegak hukum Serbia di Kosovo.
Pada Juni 1996, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas tindakan sabotase yang menargetkan kantor polisi Kosovo, selama Pemberontakan Kosovo.
Pada 1997, kelompok itu memperoleh sejumlah besar senjata melalui penyelundupan senjata dari Albania, menyusul pemberontakan di mana senjata dijarah dari pos polisi dan tentara negara itu.