Menjelang hari kemerdekaan Ukraina pada Rabu besok, Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia sedang merencanakan serangan.
Dilansir Reuters, seorang pejabat Amerika mengatakan AS memiliki informasi intelijen bahwa Moskow berencana meluncurkan serangan baru terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina.
"Kami memiliki informasi bahwa Rusia sedang meningkatkan upaya untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari mendatang."
"Mengingat rekam jejak Rusia di Ukraina, kami prihatin dengan ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil," kata pejabat itu, Senin (22/8/2022).
Pejabat itu mengatakan pernyataannya didasarkan pada intelijen AS yang ditugaskan.
Berikut perkembangan perang lainnya, menurut laporan Guardian:
- Rusia menuduh dinas intelijen Ukraina membunuh Darya Dugina, putri Alexander Dugin yang merupakan sekutu Presiden Vladimir Putin.
- Moskow meminta pertemuan dewan keamanan PBB diadakan pada hari Selasa untuk membahas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
- Tentara Ukraina yang ditawan karena berperang di Mariupol menuduh pasukan Rusia melakukan penyiksaan selama penahanan.
- Satu-satunya jembatan di seberang Sungai Dnieper di Kota Kherson yang diduduki Rusia, dilaporkan terkena roket HIMARS. Sebanyak 15 orang dilaporkan terluka.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia Hari ke-181: Pembunuhan Putri Sekutu Putin hingga Bantahan Keterlibatan Ukraina
Baca juga: Turki Tingkatkan Impor Minyak Rusia Jadi 200.000 Barel Per Hari
- Tiga desa di wilayah Donetsk, Ukraina timur dihantam artileri Rusia dan beberapa peluncur roket pada Senin.
- Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan setidaknya ada 9.000 personel militernya yang tewas selama perang dengan Rusia.
- Ekspor pertanian Ukraina kemungkinan akan meningkat menjadi sekitar 4 juta ton pada Agustus, dari 3 juta ton pada Juli, kata wakil ketua dewan agraria Ukraina.
- Gennady Gatilov, diplomat senior Rusia mengesampingkan solusi diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)