TRIBUNNEWS.COM - Hadis Najafi, aktivis feminim di Iran yang berusia 20 tahun tewas dalam aksi demo pada Minggu (25/9/2022).
Hadis Najafi diduga ditembak oleh petugas keamanan saat melakukan aksi protes anti-hijab di wilayah di dekat Taheran, Iran.
Kabar kematian Hadis Najafi ini disampaikan oleh jurnalis dan aktivis hak-hak perempuan Masih Alinejad melalui akun twitternya @AlinejadMasih.
Hadis Najafi dilaporkan terkena enam peluru yang mengarah ke leher, jantung, tangan dan perutnya.
Setelah kejadian itu, dia dibawa ke Rumah Sakit Ghaem, di mana dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Baca juga: Penyebab Kematian Mahsa Amini yang Jadi Pemicu Gelombang Protes di Iran hingga Tewaskan 50 Orang
Rambut pirang Najafi muncul dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial.
Sosok Hadis Najafi dalam video tersebut menunjukkan wanita muda itu sedang bersiap untuk ambil bagian dalam demo protes kematian Mahsa Amini.
Ia terlihat tanpa mengenakan kerudung, yang mana itu merupakan sesuatu yang dilarang oleh hukum di Iran.
Mengenakan jilbab di depan umum telah menjadi kewajiban bagi wanita di Iran, terlepas dari keyakinan atau kebangsaan mereka.
Aturan itu telah berlaku sejak 1983, empat tahun setelah revolusi Islam 1979.
Tapi Najafi, seperti banyak wanita Iran lainnya dalam beberapa hari terakhir, menghadapi petugas polisi dengan rambut terbuka, dan tertangkap kamera mengikat mereka dengan karet gelang.
Newsweek melaporkan, melalui tindakan sederhana mengikat rambutnya sambil mengenakan kaos, Najafi membuat pernyataan berani tentang otonomi perempuan meskipun undang-undang negara yang kaku terhadap perempuan.
Ia bersama demonstran lain juga turut mengecam kematian Mahsa Amini.
Baca juga: Pengunjuk Rasa Pro-Pemerintah Iran Turun ke Jalan di Tengah Meluasnya Protes Kematian Mahsa Amini
Sebelumnya, Mahsa Amini dilaporkan meninggal dunia pada 16 September lalu karena luka fatal yang dialami saat di dalam tahanan di Taheran.