Diberitakan Tribunnews.com, pada 2016, Pangeran Mohammed --lulusan hukum dari King Saud University, Riyadh-- mengumumkan rencana diversifikasi ekonomi yang menyerukan untuk mengubah kerajaan menjadi pusat investasi dan pusat bisnis global.
Polisi agama kehilangan wewenang untuk melakukan penangkapan terhadap para pelanggar dan perempuan diizinkan mengemudi.
Putra Mahkota juga meluncurkan kampanye untuk mengembangkan pilihan hiburan sebagai sektor ekonomi baru selain minyak.
Mohammed bin Salman atau MBS adalah penguasa Arab Saudi yang bertekat melakukan reformasi di Arab Saudi.
Yang terbesar dari mereka adalah “Riyadh Season” yang berkelanjutan, sebuah ekstravaganza selama berbulan-bulan yang akan berujung pada penampilan DJ Khaled dan Bruno Mars di sebuah rave di padang pasir.
5. Menuai kontroversi
Perubahan yang terjadi di Arab Saudi termasuk diizinkannya perayaan Hallowen bukan berarti tanpa kritikan.
Perayaan Halloween dan sejumlah pelonggaran yang dilakukan menuai pro kontra.
Diberitakan New Yorks Times, beberapa orang Saudi mengeluh bahwa dorongan hiburan terasa seperti gangguan dari tantangan ekonomi, seperti pengangguran kaum muda yang tinggi, dan tantangan politik, seperti kurangnya kebebasan berbicara.
Sejumlah hiburan yang digelar menyebabkan situasi menjadi macet dan tidak terkendali.
Meski demikian, tak sedikit yang mendukung perubahan yang dilakukan utamanya anak-anak muda.
“Kami melihat apa yang dilakukan pemerintah di sini, yang sangat bagus, dan sangat membantu masyarakat,” kata Raad al-Kamel, 25, seorang manajer toko di Party Experts, di mana Halloween adalah waktu tersibuk sepanjang tahun.
(Tribunnews.com/Daryono)