Terdapat banyak riwayat penundaan penerbangan atau pembatalan di bandara ini karena perselisihan antara otoritas bandara dan kontraktor.
Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem, Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang Delay karena Curah Hujan Tinggi
Beberapa bandara sedang dibangun di provinsi sekitar Manila untuk mengurangi tekanan.
Dua bandara yang dibangun di Cavite dan di Bulacan, akan mulai beroperasi pada 2027.
Kementerian transportasi telah mengesampingkan dugaan sabotase tetapi berjanji untuk menyelidiki kekacauan di bandara.
Kementerian itu memperbaharui seruan agar gerbang yang ada ditingkatkan dan dioperasikan dengan lebih baik.
"Pemerintah harus memperhatikan seruan ini agar menjadi lebih baik, baik melalui upaya publik atau swasta, atau usaha bersama," ujar George Barcelon, presiden Kamar Dagang dan Industri Filipina, kepada Reuters.
Penerbangan Barcelon dari Dubai ikut terpengaruh, seperti halnya taipan Manuel Pangilinan.
Pangilinan pada hari Minggu mengatakan penerbangannya dari Jepang harus kembali di tengah jalan.
Grace Poe, mantan kandidat presiden dan kepala komite layanan publik, menyerukan penyelidikan kongres atas insiden tersebut.
Ia mengatakan masalah pemadaman listrik di bandara adalah "masalah keamanan nasional".
Chiong mengatakan Bandara Internasional Manila telah menggunakan sistem dayanya sendiri sejak tahun 2018.
Tetapi pada hari Minggu, baik sistem utama dan sistem cadangan gagal.
Setelah terhubung langsung ke listrik komersial biasa, sistem tersebut mengalami lonjakan daya yang memaksa peralatan untuk dimatikan, termasuk radar dan komunikasi, katanya.
Joey Concepcion, penasihat bisnis pemerintah, mengatakan pihak berwenang harus menghidupkan kembali proposal konsorsium untuk memodernisasi bandara.
"Setiap ketidakefisienan di bandara menyebabkan kerugian besar dalam bisnis dan dirasakan di seluruh negeri," katanya dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)