”Identitas para tersangka adalah Zeth Demotekay, Filemon Yare, Losedek Loko, Herman Siep, Alpinus Pahabol, Mathius Young, John Dokopa, Kat Mabel, Tabi Loko, Yos Watei, Enos Hisage, Nius Alom, dan Anton Gobay,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo pada Senin (18/8/2014).
KBRI Filipina Sebut Anton Gobay Kirim Senjata ke OPM
Sementara dilansir dari BBC Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila mengatakan Anton Gobay telah mengaku bahwa senjata ilegal yang dibeli akan dikirim ke Papua untuk mendukung kegiatan-kegiatan bersenjata di sana.
Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo menyebut apa yang dilakukan Anton Gobay kali ini merupakan percobaan yang ketiga setelah upaya pertama dan kedua mengalami kegagalan karena ditipu.
Agus menambahkan upaya Anton itu juga bertujuan membuka jaringan baru pembelian senjata ilegal dari Filipina ke Papua.
Sumber Senjata OPM Papua
Pengamat Kepolisian dari Universitas Bayangkara Jakarta, Hermawan Sulistyo, menjelaskan senapan ilegal dari Filipina merupakan salah satu sumber utama persenjataaan kelompok kriminal bersenjata (KKB-istilah yang disebut pemerintah) di Papua.
Selain itu, menurut dia, pasokan senapan dan amunisi ilegal di Papua juga berasal dari jalur darat Papua Nugini, hasil perampasan dari TNI/Polri, hingga jual beli dengan oknum keamanan.
Bukan yang Pertama
Terungkapnya penyelundupan senjata api ilegal dari Filipina ini bukan yang pertama.
Aparat keamanan telah membongkar beberapa penyelundupan senjata dari Filipina yang melibatkan kelompok di Papua hingga jaringan teroris.
Juru bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (Komnas TPNPB-OPM), Sebby Sambom menegaskan bahwa Anton Gobay bukan bagian dari organisasinya.
Sebby mengatakan Anton berasal dari kelompok West Papua Army (WPA) pimpinan Benny Wenda.
Upaya yang ketiga dan membangun jaringan