Sementara itu, ledakan bergema di kejauhan, seperti diberitakan Reuters.
Rekaman drone yang dirilis oleh Ukraina minggu ini mengungkapkan beberapa kerusakan yang ditimbulkan pada Soledar setelah pertempuran berbulan-bulan.
Baca juga: Tentara Rusia Dipenjara 5 Tahun karena Menolak Ikut Perang di Ukraina
Ratusan Warga Sipil Masih Terperangkap
Ratusan warga sipil masih terperangkap di Soledar.
Sementara pertempuran berdarah berlanjut untuk menguasai kota pertambangan garam yang sebagian besar hancur di Ukraina timur.
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan kepada TV pemerintah Ukraina, ada 559 warga sipil tetap berada di Soledar, termasuk 15 anak, dan tidak dapat dievakuasi.
Ukraina mengatakan pada hari Kamis (12/1/2023) pasukannya bertahan saat pertempuran berlanjut di Soledar.
Mereka menolak klaim yang dibuat oleh kelompok tentara bayaran Rusia Wagner bahwa pasukannya telah menguasai kota.
Baca juga: Granat Aktif Bersarang di Tubuh Tentara Ukraina, Dokter Militer Lakukan Operasi Bedah
“Pertempuran sangat sengit ke arah Soledar. (Rusia) memindahkan mayat mereka sendiri,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, seperti diberitakan The Guardian.
“Rusia mendorong ribuan rakyatnya sendiri untuk dibantai, tapi kami bertahan.”
Kepala kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan pasukannya telah merebut Soledar setelah pertempuran sengit, dan bahwa kota itu dipenuhi dengan tentara Ukraina pada Rabu (11/1/2023).
Namun, Rusia sejauh ini menolak untuk mengumumkan kemenangan di Soledar.
Ketika ditanya tentang klaim kemenangan Prigozhin, juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan agar menunggu.
“Jangan terburu-buru, mari kita tunggu pernyataan resmi. Ada dinamika positif yang sedang berlangsung,” katanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina