Namun Washington berharap tekad tersebut dapat membantu menekan presiden Rusia, Vladimir Putin, dan menggembleng upaya hukum untuk meminta pertanggungjawaban anggota pemerintahannya melalui pengadilan dan sanksi internasional.
Pidato Kamala Harris disampaikan saat para pemimpin senior barat bertemu di Munich untuk menilai konflik terburuk Eropa sejak perang dunia kedua.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengatakan pada konferensi itu bahwa meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya akan menjadi bagian dari memenangkan perdamaian.
“Kita harus melihat keadilan melalui pengadilan pidana internasional atas kejahatan perang memuakkan yang mereka lakukan, baik di Bucha, Irpin, Mariupol atau lebih,” kata Sunak.
Baca juga: Rusia Luncurkan 4 Rudal Kalibr ke Ukraina dari Laut Hitam, Sebagian Ditembak Jatuh, 2 Warga Terluka
Sementara saat para pemimpin dunia itu bertemu, Rusia tengah meningkatkan serangan di timur Ukraina.
Ukraina juga sedang merencanakan serangan balasan musim semi, yang mencari senjata yang lebih banyak, lebih berat, dan lebih jauh dari sekutu baratnya.
Sinyal dari Washington bahwa pihaknya siap untuk mendukung penuntutan melalui pengadilan pidana internasional, menyimpulkan bahwa pasukan Rusia bersalah atas kejahatan perang.
Namun, penggunaan istilah "kejahatan terhadap kemanusiaan" oleh pemerintahan Biden menyiratkan temuan hukum dengan tindakan berupa pembunuhan hingga pemerkosaan yang tersebar luas, sistematis, dan sengaja ditujukan terhadap warga sipil.
Di bawah hukum internasional, "kejahatan terhadap kemanusiaan" dipandang sebagai pelanggaran yang lebih serius.
Komisi penyelidikan yang didukung PBB di Ukraina belum menyimpulkan apakah kejahatan perang yang dikatakannya telah diidentifikasi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)