Pada Juli 1953, ayah Carter meninggal karena kanker pankreas.
Setelah kematian sang ayah, bisnis pertanian kacang dan keluarganya berantakan.
Meskipun awalnya sang istri menolak, Carter memindahkan keluarganya kembali ke pedesaan Georgia agar dapat merawat ibunya dan mengambil alih bisnis keluarga.
Di Georgia, Carter menghidupkan kembali pertanian keluarga dan menjadi aktif dalam politik komunitas, memenangkan kursi di Dewan Pendidikan Kabupaten Sumter pada tahun 1955 dan akhirnya menjadi ketuanya.
Baca juga: Beda Pandangan Politik, Duo Petinggi Facebook Dikabarkan Ribut Gegara Mantan Presiden AS Trump
Prestasi Jimmy Carter sebagai politisi
Tahun 1950-an merupakan periode perubahan besar di Amerika Selatan.
Pada tahun 1962, Carter mencalonkan diri untuk Senat Negara Bagian Georgia.
Selama menjabat sebagai senator dua periode, Carter mencuri perhatian sebagai politisi tangguh dan berdedikasi yang dengan gigih mendukung hak-hak sipi.
Pada 1966, sempat mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.
Tapi, Carter malah memutuskan mencalonkan diri sebagai gubernur, meski tidak terpilih.
Pada 1970, Carter kembali maju dalam putaran gubernur.
Kampanyenya secara khusus menargetkan pemilih kulit putih pedesaan yang menolaknya pada 1966 karena terlalu liberal.
Strategi yang diusung Carter berhasil, ia pun terpilih menjadi gubernur Gerogia.
Kiprah Jimmy Carter di panggung nasional