TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menghadapi dakwaan baru.
Jaksa AS menuduh Trump memerintahkan stafnya untuk menghapus rekaman CCTV di resor miliknya.
Tujuannya untuk menghalangi penyelidikan atas dugaan kesalahan penaganan dokumen rahasia.
Dilansir Al Jazeera, pada Kamis (27/7/2023), jaksa federal mengumumkan tiga dakwaan baru terhadap Trump.
Lebih jelasnya, Trump disebut menghalangi dan menyimpan informasi pertahanan nasional secara sengaja.
Dengan bertambahnya kasus hukum yang Trump hadapi, jumlah total dakwaan terhadapnya kini mencapai 40 kasus.
Baca juga: Pilpres AS 2024, Apa Saja Janji Donald Trump untuk Masa Jabatan Kedua?
Staf Pemeliharaan di Resor Mar-a-Lago Trump Didakwa Konspirasi Halangi Keadilan
Jaksa juga mendakwa Carlos De Oliveira, seorang staf pemeliharaan berusia 56 tahun di resor Mar-a-Lago Trump.
De Oliveira dituduh melakukan konspirasi untuk menghalangi keadilan, berbohong kepada penyelidik dan menghancurkan dokumen, menurut dokumen pengadilan
Carlos De Oliveira adalah karyawan Trump kedua yang menghadapi tuntutan pidana federal bersama mantan presiden.
Sebelumnya, staf Trump yang lain, Walt Nauta didakwa pada bulan Juni.
Dakwaan baru yang menargetkan Trump juga mencakup dugaan keterlibatan Nauta.
Baik Nauta dan De Oliveira disebut mencoba menyembunyikan bukti dengan menghapus rekaman pengawasan Mar-a-Lago.
Baca juga: Mengenal Truth Social, Platform Besutan Mantan Presiden AS Donald Trump yang Mirip Twitter
Reaksi Tim Kampanye Trump
Menyusul perkembangan terbaru, tim kampanye Trump mengeluarkan pernyatan.
Mereka mengecam tuduhan baru tersebut sebagai serangan bermotivasi politik yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden saat ini.
"Ini tidak lebih dari upaya putus asa dan putus asa yang berkelanjutan oleh Keluarga Kejahatan Biden dan Departemen Kehakiman mereka untuk melecehkan Presiden Trump dan orang-orang di sekitarnya," kata pernyataan itu.
Pekan lalu, seorang hakim federal menetapkan tanggal persidangan Trump dalam kasus dokumen rahasia untuk Mei 2024, kurang dari dua bulan sebelum Konvensi Nasional Partai Republik.
Trump saat ini sedang bersiap merebut jabatan kedua sebagai presiden dalam pemilihan 2024.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)