Kedua tim peneliti menggunakan ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik yang ditransplantasikan ke penerima yang mengalami kematian otak dalam apa yang dianggap sebagai penelitian pra-klinis pada manusia.
Tim NYU Langone hanya menggunakan satu modifikasi genetik untuk "menghancurkan" biomolekul alfa-gal, yang diketahui menyebabkan penolakan cepat terhadap organ babi oleh manusia.
Timus babi juga ditransplantasikan untuk membantu melindungi ginjal dari serangan sistem kekebalan tubuh manusia.
Para peneliti mengatakan, bahwa diperlukan lebih banyak upaya, termasuk penelitian pada penerima ginjal manusia yang masih hidup.
Tindakan tersebut, untuk menentukan apakah transplantasi ginjal babi dapat menjadi jembatan atau tujuan terapi bagi orang-orang dengan penyakit ginjal stadium akhir.
Kemajuan yang dicapai sejauh ini membuat mereka menaruh harapan akan masa depan.
(Tribunnews.com/Deni)