TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jerman menggerebek puluhan lokasi di 10 negera bagian pada Rabu (27/9/2023) dini hari.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, sebelumnya melarang kelompok ekstremis sayap kanan yang dituduh menyebarkan ideologi Nazi, termasuk doktrin rasial.
Mereka menggerebek markas besar Neo-Nazi "Artgemeinschaft" dan 26 rumah milik 39 anggotanya.
"Ini merupakan pukulan keras terhadap ekstremisme sayap kanan dan terhadap pelaku pembakaran intelektual yang terus menyebarkan ideologi Nazi hingga hari ini," kata Nancy Faeser, Rabu (27/9/2023).
“Kelompok ekstremis sayap kanan ini telah mencoba membangkitkan musuh-musuh baru konstitusi dengan indoktrinasi menjijikkan terhadap anak-anak dan remaja,” lanjutnya, dikutip dari Reuters.
Pihak berwenang Jerman pada September 2023 ini juga melarang kelompok neo-Nazi lainnya, "Hammerskins Deutschland (Hammerskins Jerman)" yang didirikan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1988.
Baca juga: Ketua DPR Kanada Mundur, Malu Dikritik setelah Puji Veteran Nazi Ukraina
Kelompok ini memainkan peran penting dalam kelompok ekstremis sayap kanan di Eropa.
Di seluruh dunia, para anggota asosiasi ini menyebut diri mereka sebagai “saudara” yang mempraktikkan cara hidup subkultural mereka.
Kelompok ini juga melihat dirinya sebagai elit dari kelompok skinhead ekstremis sayap kanan.
Jerman Sita Sejumlah Barang Neo Nazi
Baca juga: Siapa Yaroslav Hunka? Veteran Ukraina yang Pernah jadi Bagian dari Nazi, Dipuja sebagai Pahlawan
Pemerintah Jerman menggerebek rumah 28 anggota Neo Nazi "Artgemeinschaft" setelah penyelidikan yang berlangsung lebih dari setahun bekerja sama dengan para pejabat AS.
Di Jerman, kelompok ini terdiri dari sekitar 130 anggota.
Selama penggerebekan dini hari di 10 negara bagian, sekitar 700 petugas polisi menggeledah rumah 28 anggota kelompok.
Belum jelas apakah ada anggota yang ditahan.