Jet ini hanya memerlukan lebih sedikit landasan pacu untuk lepas landas serta mendarat dan relatif murah untuk dioperasikan.
Jet-jet tersebut juga dapat dipersenjatai dengan rudal dan bom udara-ke-permukaan, serta rudal udara-ke-udara yang canggih.
Beberapa tahun yang lalu, komandan angkatan udara Swedia pernah mengatakan “Gripen, terutama model E, dirancang untuk membunuh Sukhoi,”.
Dia menambahkan kalau pesawat ini memiliki sabuk hitam (merujuk pada istilah pemeringkatan taekwondo di mana sabuk hitam adalah pemegang ilmu tertinggi).
Berbeda dari F-16 buatan AS, yang saat ini sedang dilatihkan ke para pilot Ukraina, Gripen memang belum memiliki pengalaman tempur apa pun.
Meski begitu, para ahli mengatakan bahwa Gripen sangat cocok untuk apa yang dicari oleh Kiev.
“Secara konseptual, Angkatan Udara Swedia selalu menekankan taktik superioritas udara tingkat rendah dari pangkalan yang tersebar, dengan cara yang mirip dengan cara Angkatan Udara Ukraina saat ini beroperasi, sehingga Gripen dirancang dengan peralatan pendukung darat dan persyaratan pemeliharaan yang sesuai dengan pendekatan tersebut,” tulis para ahli di Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di Inggris tahun lalu dalam sebuah analisis mengenai kebutuhan pertahanan udara Kyiv.
Bahkan jika Swedia memutuskan mengirim Gripen ke Ukraina, dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum jet Saab JAS-39C Gripen benar-benar berlaga medan perang.
(oln/BI/*)