Sementara bagi Rusia, Tiongkok merupakan penyelamat negara tersebut.
“Bagi Rusia, Tiongkok adalah penyelamatnya, penyelamat ekonominya dalam penindasan brutal terhadap Ukraina,” kata Gabuev kepada The Associated Press.
Gabuev mengatakan bahwa meskipun Moskow dan Beijing kemungkinan besar tidak akan membentuk aliansi militer penuh, kerja sama pertahanan mereka akan tumbuh.
“Saya tidak berharap Rusia dan Tiongkok akan menciptakan aliansi militer,” kata Gabuev.
"Kedua negara mandiri dalam hal keamanan dan mendapat manfaat dari kemitraan, namun keduanya tidak memerlukan jaminan keamanan dari pihak lain. Dan mereka mengajarkan otonomi strategis.”
Kerjasama yang akan mereka lakukan ini memicu kekuatan bersama.
“Tidak akan ada aliansi militer, namun akan ada kerja sama militer yang lebih erat, lebih banyak interoperabilitas, lebih banyak kerja sama dalam memproyeksikan kekuatan bersama, termasuk di tempat-tempat seperti Arktik dan lebih banyak upaya bersama untuk mengembangkan pertahanan rudal yang menjadikan perencanaan dan perencanaan nuklir AS lebih efektif. Amerika dan sekutunya di Asia dan Eropa lebih rumit,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Tekait Xi Jinping dan Vladimir Putin