Pada Minggu (12/11/2023), Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan penjualan sistem pertahanan udara, rudal David's Sling.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Jenderal (Pur) Eyal Zamir menyebut, negara yang membeli rudal David's Sling tersebut adalah Finlandia.
Perjanjian penjualan rudal David's Sling ke Finlandia bernilai sekitar 317 juta euro atau setara Rp 5,3 Triliun.
"Ini adalah salah satu sistem terkemuka di dunia untuk mencegat ancaman tingkat lanjut termasuk rudal balistik, rudal jelajah, pesawat dan drone," kata kementerian pertahanan Israel di twitter.
Penjualan rudal sistem pertahanan udara ini dilaporkan memerlukan izin ekspor Amerika Serikat (AS) karena merupakan produk hasil pengembangan bersama Israel dan AS.
3. PBB Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk 101 Anggota yang Tewas di Gaza
Baca juga: Erdogan Sebut DK PBB Tak Berguna, Buta saat Israel Bunuh 11.100 Warga Palestina di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengibarkan bendera setengah tiang pada hari ini, Senin (13/11/2023).
Para pekerja PBB mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati 101 karyawannya yang tewas di Gaza sejak konflik Israel-Palestina pada Oktober 2023.
"Ini adalah jumlah tertinggi pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh dalam sejarah organisasi kami dalam waktu singkat," ujar Tatiana Valovaya, Direktur Jenderal PBB di Jenewa, dikutip dari Al Arabiya pada Senin, (13/11/2023).
"Kami berkumpul di sini hari ini, bersatu di lokasi yang sangat simbolis ini, untuk menghormati rekan-rekan kami yang berani yang mengorbankan hidup mereka saat bertugas di bawah bendera PBB." tambahnya.
4. Chaos di Departemen Luar Negeri AS, Seratusan Staf Berontak, Memo 5 Halaman: Biden Terlibat Genosida
Baca juga: Transkrip Percakapan Jokowi dengan Joe Biden di Gedung Putih Pagi Ini, Diselingi Canda Tawa
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dilaporkan dilanda kekacauan karena aksi 'berontak' seratusan stafnya sendiri atas sikap dan kebijakan negara tersebut di perang Israel-Hamas di Gaza Palestina.
Seperti diketahui, sejauh ini, AS secara teguh bahu-membahu dengan Israel sejak 7 Oktober, dalam upaya menghalangi upaya Rusia, Brasil, Tiongkok, Iran, Turki, Afrika Selatan dan negara-negara lain di PBB yang mendorong gencatan senjata di Gaza.
AS bersikeras kalau aksi bombardemen tanpa kasih dan kemanusiaan oleh Tel Aviv adalah hak untuk membela diri dari serangan Hamas.
Namun belakangan, sikap AS itu mulai menimbulkan koyak di institusi pemerintahan mereka sendiri.
Seratus pegawai Departemen Luar Negeri AS dan USAID dilaporkan telah menandatangani sebuah memo yang menuduh pemerintahan Joe Biden “menyebarkan informasi yang salah” tentang perang di Gaza.
(Tribunnews.com)