TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Ukraina dan beberapa pengamat menuduh Rusia ikut campur dalam perang Israel-Hamas yang terjadi sejak Sabtu (7/10/2023).
Desas-desus yang menyebut bahwa Rusia memasok senjata ke militan Hamas pun ramai dibicarakan.
Namun tidak ada bukti terkait klaim itu.
Dilansir Al Jazeera, ketika Hamas menyerang Israel dengan 5.000 roket pada 7 Oktober, perhatian dunia beralih dari perang Rusia-Ukraina ke konflik Timur Tengah.
Menanggapi soal desas-desus Rusia mempersenjatai militan Hamas, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky angkat bicara.
Ia mengatakan, Rusia tertarik memicu perang di Timur Tengah.
Baca juga: Ilmuwan Rusia Klaim Temukan Wine yang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan dan Perkuat Kekebalan Tubuh
"Perselisihan dan kontradiksi meningkat, dengan demikian membantu Rusia menghancurkan kebebasan di Eropa," ucap Zelensky.
"Kami melihat para propagandis Rusia bergembira. Kami melihat teman-teman Moskow di Iran secara terbuka mendukung mereka yang menyerang Israel," tutur Zelensky.
Selain Zelensky, perwira tinggi intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov juga menuduh Rusia memberi Hamas senjata sitaan dari Ukraina, sebagai cara sempurna untuk menutupi keterlibatan Rusia.
"Kita semua melihat dengan jelas bahwa senjata dari Ukraina diserahkan kepada kelompok Hamas," ucapnya kepada surat kabar Ukrainska Pravda pada Kamis (12/10/2023) lalu.
Kebanyakan senjata yang diberikan adalah senjata infanteri.
Baca juga: TV Irak Tayangkan Video Akademisi Israel-Rusia Elizabeth Tsurkov, Diculik di Baghdad 9 Bulan Lalu
Beberapa ahli memperingatkan bahwa meski ada hubungan baik antara Rusia, Hamas, dan Iran selama puluhan tahun, belum ada bukti nyata bahwa Moskow memasok senjata ke kelompok militan itu.
"Sejauh ini, tidak ada bukti adanya pasokan senjata dalam jumlah besar dari Rusia ke Gaza," ungkap Nikolay Mitrokhis dari Universitas Bremen Jerman kepada Al Jazeera.
Menurutnya, desas-desus Rusia memasok senjata ke Hamas muncul setelah Israel menyelesaikan 'pembersihan' Gaza.