Starbucks menutup tujuh gerainya yang berlokasi di San Francisco, Amerika Serikat pada 22 Oktober 2023.
Ketika ditanya mengapa perusahaan memutuskan untuk menutup gerainya tersebut, juru bicara Starbucks mengatakan hal itu merupakan bagian dari evaluasi yang lebih besar terhadap portofolio toko mereka.
“Setiap tahun sebagai standar bisnis, kami mengevaluasi portofolio toko untuk menentukan di mana kami dapat memenuhi kebutuhan komunitas dan pelanggan kami dengan sebaik-baiknya,” kata juru bicara Starbucks, Selasa (3/10/2023), dilansir CNN.
“Hal ini mencakup pembukaan lokasi baru, mengidentifikasi toko yang memerlukan investasi atau renovasi, menjajaki lokasi yang memerlukan format alternatif dan dalam beberapa kasus, mengevaluasi kembali jejak kami,” sambungnya.
Starbucks turut mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan 18 operasi tokonya yang ada di Maroko pada Desember ini, seiring dengan menurunnya laba penjualan akibat aksi boikot.
Pada saat yang sama, sahamnya mengalami penurunan terpanjang dalam sejarah.
Terhitung sejak 16 November, saham Starbucks anjlok 8,96 persen setara dengan kerugian hampir 11 miliar dolar AS atau sekitar Rp 170 triliun (satuan kurs Rp 15.535) dampak dari pemogokan karyawan serta aksi boikot yang dilakukan masyarakat Mesir, Arab, Turki, Yordania dan Maroco.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)