Netanyahu juga berjanji untuk melanjutkan kampanye militer di Gaza, dengan tujuan melenyapkan Hamas.
“Kami memperluas perjuangan dalam beberapa hari mendatang… ini akan menjadi perjuangan yang panjang dan belum selesai,” katanya.
Pada saat yang sama, beberapa pejabat Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas dan Jihad Islam menolak usulan agar mereka berdua melepaskan kekuasaan mereka di Gaza.
Israel Hujani Bom Warga Sipil Palestina yang Cacat
Berita tentang rencana gencatan senjata ini muncul ketika jumlah korban tewas dalam perang Israel di Gaza terus melampaui angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hingga 25 Desember 2023, jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh serangan Israel di Gaza mencapai 20.674 orang, dan 8.000 lebih korban di antaranya adalah anak-anak.
Selain itu, 54.536 warga Palestina lainnya terluka akibat serangan Israel.
Korban tewas akibat serangan Israel terhadap kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah mencapai 106 orang, kata petugas medis Palestina pada hari Senin.
Baca juga: Paus Fransiskus Kecam Serangan Israel terhadap Warga Sipil di Gaza
Para penyintas mengatakan kepada Middle East Eye bahwa rumah yang dibom itu penuh dengan warga sipil yang terlantar dan orang-orang cacat.
"Mengapa mereka mengebom rumah? Mengapa mereka mengebom warga sipil dan anak-anak, yang sebagian besar adalah penyandang cacat?"
"Semua saudara saya terbunuh di dalm rumah. Syukur kepada Tuhan atas segalanya. Kami akan tetap tabah dan tidak akan meninggalkan tanah ini," ungkap Um Mohammed kepada Middle East Eye.
Saksi mata lainnya, Ashraf Alhaj Ahmed, mengatakan sebagian besar pengungsi di rumah tersebut telah dievakuasi dari al-Buriej untuk berlindung di kamp Maghazi.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Senin bahwa selama 24 jam terakhir, serangan Israel di Gaza menewaskan 250 warga Palestina.
Kecemasan dan Kebingungan Warga Gaza di Tengah Pengusiran Paksa
Hari Senin lalu, Israel kembali menyebarkan selebaran yang mengatakan penduduk Khan Younis harus pindah ke lingkungan Rafah di al-Shaboora, al-Zahoor dan Tal al-Sultan.
Khan Younis awalnya ditetapkan sebagai "zona aman" oleh pasukan Israel, dan ribuan orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan dan berlindung di sana dari pemboman Israel, menurut Ahmed, seorang pria berusia 24 tahun yang tinggal di Blok 112 di Khan Younis.