Koordinator tim medis darurat WHO, Sean Casey, mengatakan kapasitas kesehatan di Gaza adalah 20 persen dibandingkan 80 hari yang lalu.
Casey mengatakan saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Saat ini ada darah di mana-mana di rumah sakit ini,” kata Casey.
“Kami melihat hampir hanya kasus trauma yang terjadi dan pada skala yang cukup sulit dipercaya, ini adalah pertumpahan darah seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah pembantaian," tambahnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya terus menyerang apa yang mereka sebut sebagai sasaran teror di Gaza.
Israel mengatakan mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk melindungi warga sipil, dan menyalahkan Hamas karena membahayakan mereka dengan beroperasi di antara mereka.
Namun hal ini dibantah oleh Hamas.
Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, mengatakan negaranya harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi kematian warga sipil akibat apa yang disebut Presiden Joe Biden sebagai 'pengeboman tanpa pandang bulu'.
Sebagai informasi, lebih dari 21.000 warga sipil tewas, sekitar 54.000 orang terluka, dan ribuan orang dilaporkan hilang sejak dimulainya agresi Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel