Hal lain yang dicermati Mete Yarar dari video Brigade Al Qassam itu adalah terkait peluru untuk senapan sniper Al-Ghoul.
Yarar menyebut, tulisan 127 yang terulir di peluru menandakan kalau amunisi itu punya kaliber 12,7 mm.
Jenis peluru berkaliber ini lazimnya digunakan sebagai anti-pesawat.
Peluru berkaliber ini, ditembakkan dari jarak jauh oleh seorang penembak jitu, mahsyur dikenal sebagai pengoyak baja, meski tidak menembus lapisan tank.
Artinya, kata Yarar, jika peluru ini mengenai anggota tubuh saat ditembakkan akan menghasilkan luka koyak sangat parah atau bahkan kematian seketika.
"Apa yang disediakan oleh peluru 12.7 milimeter? Izinkan saya memberi tahu Anda, jika Anda memiliki inti baja, tidak ada baju besi yang Anda kenakan yang akan melindungi Anda. Ia bahkan bisa menembus kendaraan lapis baja," ungkap Yarar.
Hal ini menjelaskan kenapa banyak tentara Israel yang terluka atau bahkan tewas bahkan saat mengenakan helm baja dan rompi anti-peluru sekalipun.
Ini artinya, satu-satunya cara bagi IDF menghindari peluru ini adalah tetap berada dalam tank, dengan risiko tank tersebut tidak dihantam oleh roket Yassin yang biasa digunakan Al Qassam dari jarak dekat.
(oln/JN/*)