Haniyeh, yang dianggap sebagai target utama Israel setelah kekejaman yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, bersumpah bahwa pembunuhan yang ditargetkan akan meningkatkan “kekuatan, ketangguhan, dan tekad pantang menyerah” Hamas.
Hizbullah juga bersumpah bahwa pembunuh Arouri tidak akan luput dari hukuman. Pihaknya terus melancarkan serangan di perbatasan bagian Israel utara.
Bagi mereka, serangan yang mengakibatkan kematian Arouri di Beirut, sebagai serangan serius terhadap Lebanon, rakyatnya, keamanan dan kedaulatannya.
Hizbullah memperingatkan pembunuhan semacam itu hanya akan semakin memperkuat perlawanan Palestina terhadap Israel.
Di tengah ancaman Hamas dan Hizbullah, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan militer siap menghadapi perkembangan apapun.
“IDF berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi, di semua arena, dalam pertahanan dan serangan. Kami berada dalam kesiapan tinggi untuk skenario apa pun,” kata Hagari saat konferensi pers, tanpa menyebut al-Arouri secara eksplisit.
“Hal terpenting yang ingin kami sampaikan malam ini adalah kami fokus dan tetap fokus memerangi Hamas,” tambah Hagari.
Menurut laporan media berbahasa Ibrani, Israel sedang mengantisipasi tanggapan atas pembunuhan Arouri.
Situs berita Walla maupun berita Channel 13 mengatakan Israel memperkirakan akan ada pembalasan, termasuk kemungkinan serangan roket jarak jauh ke Israel.