News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ledakan Tewaskan 100 Orang di Iran saat Peringatan Meninggalnya Qassem Soleimani, Ayatollah: Kejam!

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DUA LEDAKAN DI TENGAH KERUMUNAN - Suasana kerumuman pada peringatan empat tahun kematian Komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasem Soleimani di Kota Kerman, Iran tenggara, Rabu (3/1/2024). Dua ledakan terjadi saat massa berkumpul, mengakibatkan korban tewas berjumlah 100 jiwa sejauh ini.

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan saat peringatan meninggalnya Qassem Soleimani di Kota Kerman, Iran telah menewaskan hampir 100 orang, Rabu (3/1/2024).

Pemerintah Iran melaporkan dua ledakan terjadi dalam acara empat tahun meninggalnya Qassem Soleimani di pemakaman Kota Kerman.

Dikutip dari Reuters, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa ledakan tersebut tampaknya mewakili "serangan teroris" seperti yang dilakukan di masa lalu oleh militan ISIS.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk "kejahatan keji dan tidak manusiawi" tersebut.

Sementara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei bersumpah akan membalas dendam atas dua pemboman berdarah tersebut.

Baca juga: Timur Tengah Siaga I, Ledakan di Iran Bisa Picu Perang Meluas

"Penjahat yang kejam harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas mulai sekarang dan tidak diragukan lagi akan ada tanggapan yang keras," ucap Ayatollah Khamenei.

Beberapa negara, termasuk Rusia dan Turki, mengutuk serangan tersebut, dan Sekretaris Jenderal PBB menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.

Menteri Kesehatan Iran, Bahram Eynollahi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban tewas mencapai 95 orang, turun dari 103 orang.

Sementara itu, 211 orang lainnya terluka dan menjadikannya serangan paling mematikan dalam sejarah Republik Islam, yang pernah menghadapi insiden serupa di masa lalu dari berbagai kelompok, termasuk ISIS.

Iran di masa lalu menyalahkan Israel atas serangan terhadap individu atau tempat di dalam perbatasannya – klaim yang tidak dikonfirmasi atau disangkal oleh Israel – namun tidak ada indikasi keterlibatan negara asing dalam ledakan di kuburan tersebut.

Baca juga: Pembunuhan Pimpinan Hamas dan Ledakan di Iran Secara Beruntun Sinyal Perang Besar di Kawasan

AS tidak melihat adanya indikasi bahwa Israel berada di balik ledakan tersebut, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.

Dikutip dari IRNA, seorang pejabat yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa "dua alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman diledakkan dari jarak jauh oleh teroris".

Video yang disiarkan oleh media pemerintah Iran menunjukkan puluhan mayat berlumuran darah berserakan, beberapa orang berusaha membantu para penyintas dan yang lainnya bergegas meninggalkan lokasi ledakan.

"Saya mendengar suara yang sangat keras dan kemudian merasakan sakit di punggung saya…kemudian saya tidak bisa merasakan kaki saya," kata seorang wanita yang terluka.

Tim penyelamat Bulan Sabit Merah Iran merawat orang-orang yang terluka pada upacara tersebut, di mana ratusan warga Iran berkumpul untuk menandai peringatan pembunuhan Soleimani.

Para pelayat Iran berkumpul selama tahap akhir prosesi pemakaman jenderal tertinggi Qasem Soleimani yang terbunuh, di kampung halamannya Kerman pada 7 Januari 2020. Setidaknya 20 orang tewas di Iran pada 3 Januari 2024 ketika dua ledakan menghantam kerumunan orang yang menandai peringatan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani pada tahun 2020, televisi pemerintah melaporkan. (ATTA KENARE / AFP)

Baca juga: Jumlah Korban Tewas dari Ledakan di Iran Bertambah Jadi 103 Orang, Ada 2 Dua Bom, Ulah Siapa?

Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah korban luka jauh lebih tinggi.

"Suara yang mengerikan terdengar di sana, meskipun keamanan dan keselamatan telah dilakukan. Masalah ini masih dalam penyelidikan," kata Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Kerman, Reza Fallah, dikutip dari Al Jazeera.

Belakangan, kantor berita negara mengatakan kuburan tersebut telah dievakuasi dan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pemerintah mengumumkan bahwa Kamis akan menjadi hari berkabung.

Meskipun pihak berwenang tidak secara terbuka menyalahkannya, komandan utama pasukan Quds Iran Esmail Qaani mengatakan serangan itu dilakukan oleh "agen rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat".

Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, mendukung kelompok militan anti-Iran.

Baca juga: BREAKING NEWS Ledakan Guncang Iran di Dekat Makam Jenderal Soleimani, 20 Tewas, 50 Luka-luka

TV pemerintah menunjukkan kerumunan orang berkumpul di pemakaman pada malam hari, meneriakkan: "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".

Amerika Serikat sama sekali tidak terlibat dalam ledakan tersebut dan tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa Israel terlibat dalam ledakan tersebut, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam konferensi pers rutin.

Kementerian luar negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan menggunakan semua cara internasional untuk mengidentifikasi dan mengadili mereka yang terlibat dalam serangan dan pendukung mereka.

Sementara itu, Presiden Raisi membatalkan rencana kunjungan ke Turki pada Kamis.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini