News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Mantan PM Israel Yair Lapid: Netanyahu Tak Kompeten Pimpin Perang di Gaza

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan perdana menteri Israel dan pemimpin oposisi Yair Lapid mengadakan konferensi pers tentang anggaran negara yang akan datang, di Tel Aviv pada 16 Mei 2023. --- Yair Lapid mengkritik Netanyahu.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, mengkritik Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dianggapnya tidak bisa memimpin perang.

Ia juga meminta partai yang dipimpin oleh Benny Gantz untuk meninggalkan pemerintahannya.

Lapid menambahkan dalam pernyataan yang disiarkan televisi di saluran Knesset.

“Benny Gantz, Gadi Eisenkot, dan Gideon Saar harus meninggalkan pemerintahan ini, yang tidak layak untuk memimpin perang,” kata Yair Lapid Senin (8/1/2024), dikutip dari Maariv.

Ketiga menteri tersebut, bergabung dengan pemerintah dan dewan perang setelah pecahnya perang dengan Gaza pada 7 Oktober 2023, di tengah meningkatnya kritik terhadap Netanyahu dan sekutunya dalam koalisi pemerintah.

“Netanyahu tidak memenuhi syarat untuk memimpin negara ini,” kata Yair Lapid.

“Dalam pemerintahan ini, dewan perang telah menjadi tempat terjadinya serangan beracun terhadap tentara Israel” lanjutnya.

Yair Lapid mengacu pada serangan yang dilakukan empat menteri di pemerintahan Netanyahu terhadap Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevy, selama rapat kabinet keamanan.

Netanyahu sebelumnya mengatakan, akan membentuk tim untuk menyelidiki kegagalan yang menyebabkan serangan gerakan Hamas terhadap permukiman di Israel selatan, yang secara tidak langsung berupaya mencari pihak yang akan dimintai pertanggung jawaban.

“Di pemerintahan, mereka terus mentransfer miliaran shekel ke dana koalisi yang memalukan di tengah perang,” kata Yair Lapid mengkritik pemerintah Israel.

Ia menyebut, beberapa menteri yang dianggapnya bermasalah dalam pemerintahan Netanyahu.

Baca juga: 100 Tentara Israel Hampir Buta, Lapid: Sulit Beli Pelindung Mata padahal Ada Dana Miliaran

“Demi para pejuang kami, dan demi mereka yang diculik (di Gaza) dan para pengungsi (puluhan ribu warga Israel yang meninggalkan rumah mereka di Israel selatan dan utara setelah pecahnya perang), adalah suatu kesalahan untuk mempertahankan (Menteri Keamanan Nasional ekstrim Itamar) Ben Gvir dan (Menteri Keuangan Bezalel) Smotrich dan (Menteri Permukiman Orit) Stork tetap berkuasa, dan tidak benar membiarkan mereka mengeluarkan anggaran kriminal dan korup lainnya,” tambahnya.

Hamas Palestina vs Israel

Pemerintahan Benjamin Netanyahu mendapatkan kritik dari oposisi pemerintah, Yair Lapid, yang dianggap tidak bisa menangani perang di Jalur Gaza.

Selain itu, gelombang protes dari warga Israel yang menuntut untuk segera menyelamatkan sandera memberikan lebih banyak tekanan pada pemerintahannya.

Sebelumnya, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.

Israel memperkirakan, masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 22.722 hingga Minggu (7/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Selain itu, tercatat 325 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Kamis (4/1/2023), setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran melawan sejumlah faksi perlawanan di sana.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini