Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman kembali menghajar kapal niaga yang berlayar di kawasan Laut Merah. Houthi menembakkan serangan rudal balistik anti-kapal terhadap kapal Eagle Bulk Shipping di lepas Pantai Teluk Aden, Senin (15/1/2024).
Eagle Bulk Shipping merupakan kapal niaga berbasis di Amerika Serikat (AS). Pihak perusahaan membenarkan kapal mereka terkena “proyektil tak dikenal” saat berlayar 100 mil di lepas pantai Teluk Aden dan mengalami kerusakan ringan pada ruang kargonya.
Meski begitu, tidak ada pelaut yang dilaporkan terluka akibat serangan Houthi ini.
“Akibat benturan tersebut, kapal hanya mengalami kerusakan ringan di ruang kargo namun masih stabil dan bergerak keluar dari area tersebut,” kata Eagle Bulk dalam sebuah pernyataan.
Mereka menyatakan, saat diserang, Eagle Bulk Shipping sedang membawa muatan besi baja.
Sebelumnya, perusahaan Keamanan Maritim Inggris, Ambrey, mengatakan kapal curah milik Amerika Serikat yang berbendera Kepulauan Marshall dilaporkan terkena rudal saat transit di dekat pelabuhan Aden di Yaman.
Kapal tersebut dinilai tidak berafiliasi dengan Israel, menurut Ambrey, yang juga menilai serangan tersebut menargetkan kepentingan Amerika Serikat sebagai respons terhadap serangan baru-baru ini yang menargetkan posisi militer Houthi.
Houthi Lanjutkan Serangan
Kelompok Houthi yang menguasai ibu kota Sana'a dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman, telah berjanji untuk melanjutkan serangan di Laut Merah sejak Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan serangan ke wilayah Yaman.
Baca juga: Serangan Houthi ke Laut Merah Hancurkan Reputasi Dagang Israel, Patahkan Ambisi Jadi Eksportir LNG
Pemimpin kelompok tersebut, Abdel-Malek al-Houthi, mengatakan siap untuk membalas setiap serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Perdagangan Dunia Turun 1,3 Persen di Desember 2023
“Setiap serangan Amerika Serikat terhadap Yaman tidak akan terjadi tanpa tanggapan,” kata al-Houthi.