TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Garda Revolusi Iran atau IRGC menembakkan setidaknya enam rudal Fateh 110 ke ibu kota Wilayah Kurdistan, Erbil, Senin malam (15/1/2024) waktu setempat.
IRGC mengklaim sasaran mereka adalah markas "bayangan" agen intelijen Mossad (Israel) yang beroperasi untuk melakukan teror di Iran.
“Menanggapi kejahatan teroris baru-baru ini yang dilakukan musuh-musuh Republik Islam Iran, markas mata-mata dan pertemuan kelompok anti-Iran di beberapa wilayah menjadi sasaran rudal balistik kami di tengah malam,” ujar seorang petinggi IRGC yang dikutip media Iran, Tasnim.
Rudal-rudal itu menghantam sasarannya dengan akurat ditandai ledakan kuat dan guncangan di jantung kota Erbil pada tengah malam.
Media lokal menyebut, setidaknya ada lima rudal balistik yang menghantam dekat jalan Erbil-Pirmam dan Bandara Internasional Erbil.
Serangan itu terjadi pada saat beberapa komandan penting IRGC dibunuh oleh Israel di Suriah.
"Setidaknya dua warga sipil tewas dan tujuh lainnya luka-luka akibat serangan rudal tersebut. Kerusakan material yang parah terjadi pada pemukiman di dekat jalan Pirmam."
Sementara otoritas Bandara Internasional Erbil mengonfirmasi bahwa semua penerbangan masuk dan keluar dari bandara telah ditangguhkan.
“Ini adalah tindakan tidak manusiawi yang dilakukan terhadap Erbil. Erbil tidak akan takut atau terguncang,” kata Gubernur Omed Khoshnaw kepada wartawan di dekat lokasi serangan di jalan Pirmam.
Peshraw Dizayee, seorang pengusaha Kurdi terkenal dan pemilik Falcon Group yang menjalankan proyek-proyek besar seperti Empire World, meninggal karena luka-lukanya sekitar pukul 1:00 pagi setelah rumahnya dihantam oleh sebuah rudal.
Dalam pernyataan Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa “tiga pangkalan Mossad” menjadi sasaran pemboman Erbil, meskipun Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) dengan tegas menolak kehadiran intelijen Israel di Wilayah Kurdistan.
Presiden Wilayah Kurdistan Nechirvan Barzani pekan lalu mengatakan bahwa Wilayah tersebut tidak akan menjadi “sumber ancaman” terhadap Iran.
Pernyataan ini disampaikannya di tengah ancaman IRGC untuk melancarkan serangan terhadap Erbil karena diduga menampung pangkalan rahasia Mossad.
Pada akhir Desember, juru bicara KRG Peshawa Hawramani menegaskan kembali bahwa tidak ada pangkalan Israel di Wilayah Kurdistan, sehari setelah milisi pro-Iran mengklaim mereka telah menyerang pangkalan Israel di Erbil dengan pesawat tak berawak.