Jembatan Kerch sepanjang 12 mil dibuka empat tahun setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada 2014.
Sejak saat itu telah menjadi rute pasokan dan logistik utama yang menghubungkan daratan Rusia dengan Krimea yang diduduki.
Ukraina telah berulang kali menargetkan jembatan itu, dalam beberapa serangan yang dimulai pada Oktober 2022.
Jembatan Kerch memiliki kepentingan strategis bagi Rusia karena merupakan jalur darat terpendek menuju Krimea dan militer Rusia menggunakannya untuk mengangkut peralatan dan tentara dalam jumlah besar ke Ukraina.
Jembatan ini juga memiliki arti simbolis yang sangat penting.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut jembatan ini sebagai keajaiban ketika pertama kali dibuka pada 2018, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggambarkannya sebagai fasilitas musuh yang dibangun dengan melanggar hukum internasional.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, jembatan ini telah berulang kali mengalami kerusakan.
Sebuah ledakan tangki bahan bakar menghancurkan sebagian jembatan itu pada Oktober 2022, hanya satu hari setelah ulang tahun ke-70 Vladimir Putin sehingga memaksa Rusia untuk melakukan perbaikan.
Ukraina tidak secara langsung mengaku bertanggung jawab, tetapi para pejabat mengisyaratkan adanya sabotase.
Pada Juli lalu, ledakan menyebabkan kerusakan yang lebih parah sehingga Rusia menghentikan arus lalu lintas dari dan ke Krimea yang diduduki melalui jembatan tersebut.
Rusia mengatakan bahwa jembatan tersebut telah diperbaiki dan beroperasi penuh pada bulan Oktober, tetapi Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada saat itu bahwa jembatan tersebut sekarang hampir pasti menjadi beban keamanan yang signifikan.