“Klasifikasi ini mewakili indikator kemenangan kami dalam posisi kami melawan Palestina. Jika kami menerima tawaran mereka, itu akan menjadi sebuah tikaman dari belakang bagi Palestina,” kata dia.
“Tiga negara dilarang berlayar di Laut Merah: Israel, Amerika, dan Inggris,” Ezzi menyoroti sebelum menekankan kalau “navigasi maritim yang aman tanpa Sanaa adalah ilusi, dan siapa pun yang berpikir demikian adalah salah.”
Dia juga mengklaim penurunan angkutan komersial di Selat Bab al-Mandab terkait dengan “propaganda Amerika” dan “militerisasi” jalur air utama tersebut.
Menurut Ezzi, 283 kapal melintasi Laut Merah secara aman pada pekan ini.
Pada Senin, Uni Eropa secara resmi meluncurkan misi angkatan laut Aspides di Laut Merah, yang digambarkan oleh diplomat utama Brussel Josep Borrell sebagai tindakan berani untuk melindungi kepentingan komersial dan keamanan UE dan komunitas internasional.
“Bagi orang Eropa, jangan bermain api. Ambillah pelajaran dari Inggris,” kata Mohammed Ali al-Houthi, anggota senior Dewan Politik Tertinggi Yaman, memperingatkan pada tanggal 20 Februari.
“Anda tidak memerlukan dukungan setan Amerika dalam melindungi entitas pendudukan sehingga dapat memusnahkan rakyat Gaza tanpa gangguan,” tambah Houthi, menekankan bahwa “navigasi internasional aman.”
Aspides berkumpul setelah beberapa anggota NATO terbukti ragu-ragu atau langsung menolak untuk bergabung dengan Operation Prosperity Guardian (OPG) yang dipimpin AS.
Menurut Wakil Laksamana AS Brad Cooper, konflik Washington melawan Yaman di Laut Merah adalah salah satu pertempuran terbesar yang dilakukan angkatan laut AS sejak akhir Perang Dunia II.
(oln/almydn/tc/*)